Sabtu, 23 Mei 2015

Cerita Ngentot 2015 Punya Ibu Tiri itu Ternyata Enak

Namaku Kemal, lahir di kota Tegal 25 tahun yang lalu. Aku menyelesiakan kuliah di fakultras kedokteran 3,5 tahun yang lalu, dilanjutkan dengan praktek asisten dokter (koas) selama setahun dan kemudian mengikuti ujian profesi dokter. Kini aku sudahresmi menyandang gelar dokter di depan namaku dan sebagai tahap terakhir, aku kini sedang mengikuti praktek di puskemas di daerah terpencil sebagai bentuk pengabdian sebelum mendapatkan izin praktek umum.Aku dibesarkan di kota kelahiranku sampai SMU dan kemudian menjutkan kuliah di Jogja.Keluargaku sebenarnya bukan keluarga broken home, namun karena ayahku yang berpoligami jadi aku agak jarang berinteraksi dengan ayahku, lebih banyak dengan ibuku dan 2 orang adikku.Seperti kebanyakan orang sukses di kotaku, Ayah adalah seorang pengusaha warung makan yang lebih dikenal dengan sebutan Warteg. Sejak aku SMP, ayahku sudah punya 2 warteg di kota asalku, 4 di Jakarta dan 2 gerai di Jogja. Berbekal kesuksesan itulah Ayah yang dulu hanya beristrikan ibuku, mulaibuka cabang di Jakarta dan Jogja. Alasannya sederhana: butuh tempat singgah waktu memantau jalannya usaha. Pada awalnya, aku sebagai anak sulung, menjadi anaknya yang menentang poligami Ayah. Waktu itu aku masih duduk di bangku kelas 3 SMU dan Ayahpertama kalinya berpoligami dengan menikahi seorang gadis yang usianya hanya terpaut 10 tahun dariku. Namun justru ibuku yang mendamaikan perselisihanku dengan Ayah dengan alasan klasik yaitu Ayah sudah berjanji untuk tetap membiayai hidup kami dan sebagai jaminannya, 2 warteg di Tegal secara penuh menjadi milik Ibu.Berbekal pendapatan dari usaha warteg itulah, aku bisa kuliah sampai menjadi dokter saat ini, dan tentu saja ibuku sangat bangga karena aku sebagai putra sulungnya berhasil mandiri dan menjadi contoh buat adik-adikku.Lalu bagaimana dengan perselisihanku dengan Ayah? Wah, sejak Ibu sudah memaklumi Ayah, aku pun sudah tidak pernahmengungkitnya lagi. Hubunganku dengan Ayah, bahkan dengan dua isteri muda Ayah baik-baik saja. Bahkan Ayah menyempatkan diri hadir dalam wisudaku dulu.Isteri kedua ayah, yang berarti ibu tiriku, bernama Nurlela, tinggal di sebuah perumahan di daerah Bintaro. Dari hasil pernikahan dengan Mama Lela (begitu Ayah menyuruhku memanggilnya), Ayah dikaruniai 2 orang anak. Setelah 5 tahun menikah dengan Nurlela, Ayah kemudian “buka cabang” lagi di Jogja, kali ini dengan seorang janda beranak satu, bernama Windarti, yang kupanggil dengan Mama Winda, usianya bahkan hanya terpaut 6 tahun denganku.Sebagai seorang lelaki, aku harus jujur untuk mengacungkan jempol buat Ayah dalam memilih isteri muda. Kedua “gendukan”-nya, meskipun tidak terlalu cantik, namun punya kemiripan dalam hal body, yaitu “toge pasar”. Rupanya selera ayah mengikuti tren selera pria masa kini yang cenderung mencari “susu”yang montok dan goyangan pantat yang bahenol.Dari dua ibu tiriku itu, tentu saja aku lebih akrab dengan Mama Winda, karena selama aku kuliah di Jogja, setiap akhir bulan aku menyempatkan bermalam di rumahnya yang juga lebih sering ditinggali Ayah. Maklum Mama Winda adalah isteri termuda, meskipunberstatus janda.Bagiku sebenarnya sangat canggung memanggil Winda dengan sebutan Mama, jauh lebih cocok kalau aku memanggilnya Mbak Winda, karena usianya memang hanya lebih tua 6 tahun dariku. Wajahnya manis selayaknya orang Jogja, dan yang membuatkubetah bermalam di rumahnya adalah “toge pasar” yang menjadi keunggulannya.Suatu saat, ketika aku masih kuliah. Seperti biasa, pada akhir pekan di minggu terakhir, aku membawa sepeda motorku dari kost menuju rumah Ayah dan Mama Winda. Rupanya saat itu Ayah sedang “dinas” ke Jakarta, mengunjungi Mama Nurlela, sehinggahanya ada Mama Winda dan anaknya dari suami pertamanya yang berusia 5 tahun bernama Yoga. Seperti biasa pula, aku membawakan cokelat buat adik tiriku itu.Saat datang, aku disambut oleh Yoga, sementara ibunya ternyata sedang mandi. Karena belum tahu kalau aku datang, Mama Winda keluar kamar mandi dengan santainya hanya berbalut handuk yang hanya “aspel” – asal tempel. Melihat kehadiranku di ruang tengah, sontak Mama Winda kaget dan salah tingkah.“Eh... ada Mas Kemal..”, serunya sedikit menjerit dan melakukan gerakan yang salah sehingga handuknya melorot hingga perut sehingga payudaranya yang sebesar pepaya tumpah keluar.“Glek..”, aku menelan ludah dan menatap nanar pada ibu tiriku yang bertoket brutal itu. Sayang sekali pemandangan indah itu hanya berlangsung sebentar karena Mama Winda segera berlari ke kamar.Dadaku berdegup kencang, birahiku langsung naik ke ubun-ubun. Ingin rasanya aku ikut berlari mengejar Mama Winda ke kamarnya, menubruknya dan meremas buah dada pepayanya. Sayang aku belum berani melakukannya.Aku hanya bisa “manyun” sambil bermain dengan adik tiriku sampai akhirnya sang ibu tiri keluar kamar. Tidak tangung-tanggung, dia membungkus tubuh montoknya yang baru saja kulihat toket brutalnya dengan pakaian muslim, lengkap dengan jilbabnya. Mama Winda sehari-harinya memang mengenakan jilbab. Birahiku langsung “watering down”... layu sebelum berkembang.Sebagai pelampiasan, pada saat mandi aku menyempatkan diri untuk masturbasi, kebetulan ada tumpukan pakaian dalam kotormilik Mama Winda di dalam ember. Awalnya aku mengambil bra warna hitam dengan tulisan ukuran 36BB yang mulai memudar. ‘Pantas besar seperti pepaya’ pikirku membayangkan dua buah dada besar milik Mama Winda yang sempat kulihat beberapa waktu lalu.Sambil membayangkan buah dada Mama Winda, aku mengambil celana dalam hitam Mama Winda dan menciuminya. Aroma khas vagina masih tertinggal di sana, mengantarkan masturbasiku dengan sabun mandi sampai akhirnya menyemprotkan sperma di dinding kamar mandi.Sesudah mandi aku menonton TV bersama Mama Winda dan adik tiriku. Kami mengobrolakrab sampai sekitar jam 8 adik tiriku minta ditemani mamanya untuk tidur. Sebelum menemani anaknya tidur, Mama Winda masukkamarnya untuk bertukar pakaian tidur baru kemudian masuk kamar anaknya.Setelah anaknya tidur, Mama Winda keluar kamar dengan kostum tidurnya yang sama sekali berbeda dengan kostumnya tadi sore. Pakaian muslimnya yang tertutup berganti dengan gaun tidur warna putih yang meskipun tidak tipis tapi memperlihatkan bayangan lekuk tubuh montoknya, termasuk warna bra dan celana dalamnya yang berwarna ungu. Kontan birahiku langsung naik kembali.“Wow... Mbak Winda cantik sekali”, pujiku tulus terhadap ibu tiriku yang memang tampak cantik dengan gaun tidur putih itu. Rambut panjangnya tergerai indah menghiasi wajah manisnya.“Huss... kalau Bapakmu tahu, bisa dimarahin kamu, panggil Mbak segala”, serunya agak ketus namun tetap ramah.“Bapak lagi ngelonin Mama Lela, mana mungkin dia marah”, pancingku.“Ih, apa sih hebatnya si Lela itu? Aku belum pernah ketemu”, sergah Mama Winda. Nadanya mulai agak tinggi.“Hmm... menurut saya sih... dan Bapak pernahcerita bahwa dia suka buah dada Mama Lela yang besar”, sadar pancinganku mengena, aku segera melanjutkannya. Padahal tentu saja aku berbohong kalau bapak pernah cerita, tapi kalau ukuran buah dada, mana kutahu dengan pasti. Yang kutahu buah dada Mama Lela memang besar.“Oh ya?... “, benar saja, emosi Mama Winda semakin meninggi. Dadanya ditarik seakan ingin menunjukkan padaku bahwa buah dadanya juga besar.“Bapak kalau di rumah Mama Lela suka lupa diri, pernah mereka ML di dapur, padahal waktu itu ada saya”, cerita bohongku berlanjut,”mereka asyik doggy style dan tidak sadar kalau saya melihat mereka”.“Gila bener... pasti si Lela itu gatelan dan tidak tahu malu ya?”, sergah Mama Winda dengan emosi.“Apanya yang gatelan Mbak?”, tanyaku.“Ya memeknya.... “, karena emosi, Mama Winda sudah tidak peduli omongan jorok yang keluar dari mulutnya,”pasti sudah kendortuh memeknya si Lela!”“Kalau punya Mbak pasti masih rapet ya?”, tantangku.“Pasti dong... saya kan baru punya anak satu”,kilahnya,”...dan saya kan sering senam kegel, Bapakmu gak akan kuat nahan sampai 5 menit, pasti KO”.“Ya lawannya udah tua..., pasti Mbak menang KO terus”, aku terus menyerang sambil menghampiri Mama Winda sehingga kami duduk berdekatan.“Maksudmu apa Kemal?”, Mama Winda mulai mengendus hasratku. Matanya membalas tatapan birahiku pada dirinya.“Sekali-kali Mbak harus uji coba dengan anak muda doong”, jawabku enteng sambil tersenyum.“Welehh... makin berani kamu ya?...”, tangannya menepis tanganku yang mulai mencoba menjamah lengannya.“Enggak berani ya Mbak?”, tantangku semakin berani,”melawan anak muda?”.“Gendeng kamu... aku ini kan ibu tirimu”, katanya berdalih.“Ibu tiri yang cantik dan seksi”, puji dan rayuku.“Gombal kamu”, serunya dengan wajah agak merah pertanda rayuanku mengena.“Mbak Winda...”, aku terus berusaha,”coba bayangkan Bapak sedang ML sama Mama Lela sekarang dan sementara Mbak Winda ‘nganggur’ di sini”.“Terus?...”, pancingnya.“Ya... saya bisa memberikan sentuhan dan kepuasan yang lebih buat Mbak daripada yang diberikan Bapak...”, kataku persuatif.“Kamu sudah gila Kemal”, ibu tiriku masih nyerocos, namun tangannya kini tidak menolak ketika kupegang dan kuarahkan ke penisku yang sudah mengeras.“Mungkin saya memang gila Mbak, tapi Bapaklebih gila, mungkin dia sekarang sedang nyedot susunya Mama Lela yang besar... atau mungkin sedang jilat-jilat memeknya”, aku terus membakar Mama Winda.“Huh... Bapakmu enggak pernah jilat memek, ngarang kamu..”, sergahnya.“Oh ya?... tapi dia pernah cerita kalau di hobby sekali menjilat memek Mama Lela..”, aku terus berbohong sementara tanganku sudah aktif menarik rok Mama Winda ke atas sehingga kini pahanya yang montok dan putihsudah terlihat dan kubelai-belai.“Kamu bohong...”, katanya pelan, suaranya sudah bercampur birahi.“Ih... bener Mbak, Bapak suka cerita yang begitu pada saya sejak saya kuliah di kedokteran”, ceritaku.“Awalnya Bapak ingin tahu apakah klitoris Mama Lela itu normal atau tidak, karena menurut Bapak, klitoris Mama Lela sebesar jari telunjuk”. Tanganku semakin jauh menjamah, sampai di selangkangannya yang ditutup celana dalam ungu. Mama Winda sedikitpun tidak memberi penolakan, bahkan matanya semakin sayu.“Stop Kemal, jangan ceritakan lagi si Lela sialan itu...,” pintanya,”Kalau tentang aku, Bapakmu cerita apa?”“Eh... maaf ya Mbak... kata Bapak, memek Mbak agak becek...”, kataku bohong,”Pernah Bapak bertanya pada saya apakah perlu dibawa ke dokter”.“Sialan Bapakmu itu... waktu itu kan cuma keputihan biasa”, sergah Mama Winda. Bagian bahwa gaun tidur putihnya sudah tersingkap semua, memperlihatkan pahanya yang montok dan putih serta gundukan selangkangannya yang tertutup kain segitiga ungu. Sungguh pemandangan indah, terlebih beberapa helai pubis (jembut) yang menyeruak di pinggiran celana dalamnya.“Hmm... coba saya cek ya Mbak...”, kataku sembari menurunkan wajah ke selangkangannya.“Crup...”, kukecup mesra celana dalam ungu tepat di tengah gundukannya yang sudah tampak sedikit basah. Tersibak aroma khas vagina Mama Winda yang semakin membakarbirahiku.Dengan sedikit tergesa aku menyibak pinggiran celana dalam ungu itu sehingga terlihatlah bibir surgawi Mama Winda yang sudah basah... dikelilingi oleh pubis yang tumbuh agak liar.“slrupp.... slrupp..”, tanpa menunggu lama akusudah menjulurkan lidahku pada klitoris Mama Winda dan menjilatnya penuh nafsu.Mama Winda menggelinjang dan meremas kepalaku,”Kamu...kamu bandel banget Kemal....okh... okh...”.“Kenapa saya bandel Mbak... slruppp...”, tanyaku disela serangan oralku pada vagina Mama Winda.“Okh...kamu... kamu menjilat memek ibu tirimu...Okhhh....edannn... kamu apakan itilku Kemal...??”, teriaknya ketika aku mengulum dan menyedot klitorisnya.Kini 100% aku sudah menguasai Mama Winda. Wanita itu sudah pasrah padaku, bahkan dia membantuku melucuti celana dalamnya sehingga aku semakin mudah melakukan oral seks.Sambil terus menjilat, aku memasukkan jari telunjukku ke liang vaginanya yang sudah terbuka dan basah.“Oooohh.... edannn.... enak Kemal...”, jeritnya sambil menggelinjang, menikmati jariku yang mulai keluar masuk liang vaginanya.Bahasa tubuh Mama Winda semakin menggilatatkala jari tengahku ikut ‘nimbrung’ masuk liang kenikmatannya bersama jari telunjuk. Maka tak sampai 5 menit, aku berhasil membuat ibu tiriku berteriak melepas orgasmenya.“Okh..... edannn....aku puassss....okh.....”, tubuh Mama Winda melejat-lejat seirama pijatan dinding vaginanya pada dua jariku yang berada di dalamnya.Setelah selesai menggapai orgasmenya, bahasa tubuh Mama Winda memberi sinyal padaku untuk dipeluk. Akupun memeluk dan mencium bibirnya dengan mesra. Dia membalas ciumanku dengan penuh semangat.“Enak kan Mbak?”, tanyaku basa-basi.“He’eh...”, dia mengangguk dan terus menciumiku.“Tapi saya belum selesai periksanya lho Mbak...,” kataku manja.“He3x... kamu benar-benar calon dokter yang bandel Kemal...,” dia terkekeh senang,”Kamu mau periksa apa lagi heh?”“Periksa yang ini Mbak...”, kataku seraya meremas buah pepaya yang masih terbungkusgaun tidur dan bra.“Ohh... iya tuh... sering nyeri Dok...”, candanya,”minta diremas-remas... he3x...”.Sejenak kemudian Mama Winda sudah melucuti gaun tidurnya dan mempersilahkanku untuk membuka bra ungunya yang tampak tak sanggup menahan besar buah dadanya.“Hmmm... slrupp... “, dengan penuh nafsu aku segera menciumi buah dada besar itu dan mengulum putingnya yang juga besar. Warna putingnya sudah gelap menghiasi buah dadanya yang masih lumayan kencang. ‘Pantas Bapak ketagihan’ pikirku sambil terus menikmati buah dada impianku itu.“Kemal....”, panggil Mama Winda mesra,”Manakontolmu?... ayo kasih lihat ibu tirimu ini, hi3x...”.Aku segera menurut dan menanggalkan celana panjang dan sekaligus celana dalamku,memperlihatkan batang penisku yang dari tadi sudah mengeras dan mengacung ke atas.“woww... lebih besar punya kamu Mal... daripada punya Bapakmu”, puji Mama Winda seraya menggenggam penisku. Sejenak kemudian ibu tiriku sudah mengemut penisku penuh nafsu.“Weleh.... udah kedut-kedut kontolnya... minta memek ya?”candanya,” Sini... masuk memek Mama...”Mama Winda mengangkang, membuka pahanya lebar-lebar di sofa tengah, membukajalan penisku memasuki liang surgawinya yang sudah becek. Setelah penisku melakukanpenetrasi, kedua kakinya dirapatkan dan diangkat sehingga liang vaginanya terasa sempit, membuat penisku semakin ‘betah’ keluar masuk.Seperti promosinya di awal, Mama Winda mengerahkan kemampuannya melakukan kontraksi dinding vagina (kegel) sehingga penisku terasa terjepit dan terhisap, namun seperti sudah kuduga, aku bukan tipe yang mudah dikalahkan. Aku bahkan balik menyerang dengan mengusap dan memijit klitorisnya sambil terus memompa vaginanya.“Okh... kamu sudah ahli ya Kemal?.... kamu sering ngentot ya...?”, Mama Winda mulai mengelinjang-gelinjang lagi, menikmati permainan penis dan pijatan pada klitorisnya. Semakin lama aku rasakan dinding-dinding vaginanya semakin mengeras pertanda dia sudah dengan dekat orgasme keduanya. Aku semakin mempercepat kocokan penisku pada vaginanya, berupaya meraih orgasme bersamaan.“Mbak... saya semprot di dalam ya?..” tanyaku basa-basi.“Semprot Kemal...okh... semprot aja yang banyak...okh....” Mama Winda terus mendesah-desah, wajahnya semakin mesum. Akhirnya dia kembali berteriak.“Okhhh..... ayo.... okh.... semprot Kemal... semprot memek Mama....”, jeritan jorok, wajah mesumnya dan sedotan vaginanya membuatku juga tidak tahan lagi.“Yesss.....yess....”, akupun menjerit kecil menikmati orgasmeku dengan semprotan mani yang menurutku cukup banyak ke dalam rahim Mama Winda, ibu tiriku.Orgasme yang spektakuler itu berlangsung hampir menit dan disudahi lagi dengan pelukan dan ciuman mesra.“Terima kasih Kemal...,” katanya mesra,”Enak banget, hi3x....”“Sama-sama Mbak, nanti saya kasih obat anti hamil...”, jawabku sambil melihat lelehan maniku di vaginanya.“Hi3x... enggak apa lagi... tapi peju kami memang banyak banget nihhh...hi3x...” Mama Winda terkekeh girang melihat lelehan mani putihku di vaginanya.“Kapan-kapan pakai kondom ya.... mahasiswakedokteran kok enggak siap kondom, hi3x....” candanya.“Yaa... saya kan alim Mbak... he3x...”“Ha3x.... bohong banget, kamu jago gitu... pasti udah sering ngentot ya?...”, tanyanya penuh keingintahuan.“Pernah sih sekali dua kali... waktu main di Jakarta...” kataku jujur sambil mengingat PSK di panti pijat yang pernah kudatangi di Jakarta.“Jakarta?... heeee.... jangan2x... kamu.... main sama Lela sialan itu, iya???” sorot matanya berubah, agak emosi,”pantes kamu cerita buah dada Lela besar, klitorisnya juga besar... jangan2x kamu sudah main sama Lela juga ya?....”“Enggak Mbak.... bukan sama Mama Lela... sumpah!” seruku berkilah.“Awas kamu kalau main sama Lela...” serunya dengan nada cemburu. Wajahnya yang mesum tampak manja.“Saya janji tidak akan main sama Mama Lela kalau Mbak rutin kasih jatah saya...he3x....”, pintaku manja.Mama Winda memeluk dan menciumku mesra,”Baik... kalau Bapak enggak ada, aku SMS aku ya....”“Siip... saya bawa kondom deh...he3x....” kataku girang.Kami bermesraan sampai akhirnya “on” kembali dan melanjutkan satu ronde pertempuran sebelum pergi tidur. Itu adalah pengalaman pertamaku dengan ibu tiriku, dantentu saja bukan yang terakhir. Setiap ada waktu, Mama Winda dengan semangat mengirim SMS dan aku segera datang memenuhi hasrat binal ibu tiriku. Bahkan saking ‘ngebetnya’, pernah Mama Winda mengajak aku bertemu di luar rumah karena ada Bapak di rumah. Bagaimana kisahnya? Nantikan edisi berikutnya. Petualanganku juga tak berhenti pada Mama Winda, karena aku masih punya satu ibu tiri di Jakarta, MamaLela, yang juga tak kalah montok dengan Mama Winda.



Download Video Bokep 2019

Cerita Ngentot Terbaru 2015 Mantap

Sejak aku divonnis dokter kandungan, tak bolehmemiliki anak lagi, hatiku sangat sedih. Rupanya, Tuhan hanya menitipkan seoang anak saja yang kulahirkan. Rahimku, hanya boleh melahirkan seoang anak laki-laki di rahimku.Setelah aku sehat dan kembali dari rumah sakit membawa bayiku, dan bayiku berusia 1 tahun, denganlemmbut suamiku meminta izin untuk menikah lagi. Alasannya, baginya seorang anak tak mungkin. Dia harus memiliki anak yang lain, laki-laki dan perempuan. Dengan sedih, aku "terpaksa" merelakan suamiku untuk menikah lagi. Parakanku sudah tdiangkat, demi keselamatanku dan kesehatanku.Sejakl pernikahannya, dia jarang pulang ke rumah. Paling sekali dalam seminggu. Kini setelah usia anakku 15 tahun, suamiku justru tak pernh pulang ke rumah lagi. Dia telah memiliki 4 orang anak, tepatnya dua pasang dari isteri mudanya dan dua anak lagi dari isterinya yang ketiga. Aku harus puas, memiliki tiga buah toko yang serahkan atas namaku serta sebuah mobil dan sebuah taksi selain sedikit deposito yang terus kutabung unutk biaya kuliah anakku Irvan nanti.Irvan sendiri sudah tak perduli pada ayahnya. Malah, kalau ayahnya pulang, kelihatan Irvan tak bersahabat dengannya. Aku tak bisa berbuat apa-apa. Semoga saja Irvan tidak berdosa pada ayahnya. Setiap malam Aku selalu mengeloni Irvan agar tubuhku tak kedinginan disiram oleh suasana dingin AC 2 PK di kamar tidurku. Irvan juga kalau kedinginan, justru merapatkan tubuhnya ke tubuhku. Irvan memang anak yang manja dan aku menyenanginya.Sudah menjadi kebiasaanku, kalau aku tidur hanya memakai daster mini tanpa sehelai kainpun di balik daster miniku. Aku menikmati tidurku dengan udara dinginnya AC dan timpaselmut tebal yang lebar. NIkmat sekali rasanya tidur memeluk anak semata wayangku, Irvan. Kusalurkan belai kasih sayangku padany. Hanya padanya yang aku sayangi.Sudah beberapa kali aku merasakan, buah dadanya diisap-isap oleh Irvan. Aku mengelus-elus kepala Irvan dengan kelembutan dan kasih sayang. Tapi kali ini, tidak seperti biasanya. Hisapan pda pentil teteku, terasa demikian indahnya. Terlebih sebelah tangan Irvan mengelus-elus bulu vaginaku. Oh... indah sekali. Aku membiarkannya. Toh dia anakku juga. Biarlah,agar tidurnya membuahkan mimpi yang indah.Saat aku mencabut pentil tetekku dari mulut Irvan, dia mendesah."Mamaaaaa..."Kuganti memasukkan pentil tetekku yang lain ke dalam mulutnya. Selalu begitu, sampai akhirnya mulutnya terlepas dari tetekku dan aku menyelimutinya dan kami tertidur pulas. Malam ini, aku justru sangat bernafsu. Aku ingin disetubuhi. Ah... Mampukah Irvan menyetubuhiku. Usianya baru 15 tahun. MasihSMP. Mampukah. Pertanyaan itu selalu bergulat dalam bathinku.Keesokan paginya, saat Irvan pergi ke sekolah, aku membongkar lemari yang sudah lama tak kurapikan. Di lemari pakaiaIrvan di kamarnya (walaudia tak pernah meniduri kamarnya itu) aku melihat beberapa keping CD. Saat aku putar, ternyata semua nya film-film porno dengan berbagai posisi. Dadaku gemuruh. Apaah anakku sudah mengerti seks? Apakah dia sudah mencobanya dengan perempuan lain? Atau dengan pelacur kah? Haruskah aku menanyakan ini pada anakku? Apakah jiwanya tidak terganggu, kalau aku mempertanyakannya? Dalam aku berpikir, kusimpulkan, sebaiknya kubiarkan dulu dan aku akan menyelidikinya dengan sebaik mungkin dengan setertutupmungkin.Seusai Irvan mengerjakan PR-nya (Diseekolah Irvan memang anak pintar), dia meniki tempattidur dan memasuki selimutku. Dia cium pipi kiri dan pipi kananku sembari membisikkan: Selamat malam... mama..." Biasanya aku menjawabnya dengan:"Selamat malam sayag..." Tapi kalau aku sudah tertidur, biasanyaaku tak menjawabnya.Dadaku gemuruh, apaah malam ini aku mempertanyakan CD porno itu. Akhirnya aku membiarkan saja. Dan...Aku kembali merasakan buah dadaku dikeluarkan dari balik dasterku yang mini dan tipis. Irvan mengisapnya perlahan-lahan. Ah...kembali aku bernafsu. Terlebih kembali sebelah tangannya mengelus-elus bulu vaginaku. Sebuah jari-jarinya mulai mengelus klentitku. AKu merasakan kenikmatan. Kali ini, aku yakin Irvan tidak tidur. Aku merasakandari nafasnya yang memburu. Aku diam saja. Sampai jarinya memasuki lubang vaginaku dan mempermainkan jarinya di sana. Ingin rasanya aku mendesah, tapi...Aku tahu, Irvan menurunkan celananya, sampai bagian bawah tubuhnya sudah bertelanjang. Dengan sebelah kakinya, dia mengangkangkan kedua kakiku. Dan.... Irvan menaiki tubuhku denngan perlahan. Aku merasakan penisnya mengeras. Berkali-kali dia menusukkan penis itu ke dalam vaginaku. Irvan ternyata tidak mengetahui, dimana lubang vagina. Brkali-kali gagal. Aku kasihan padanya, karena hampir saja dia putus asa. Tanpa sadar, aku mengangkangkankedua kakiu lebih lebar. Saat penisnya menusuk bagian atas vaginaku, aku mengangkat pantatku dan perlahan penis itu memasuki ruang vaginaku. Irvan menekannya. Vaginaku yang sudah basah, langsung menelan penisnya. Nampaknya Irvan belum mampu mengatasi keseimbangan dirinya. Dia langsung menggenjotku dan mengisapi tetekku. Lalu crooot...croot...croooootttt, sprmanya menyemprot di dalam vaginaku. Tubuhnya mengejang dan melemas beberapa saat kemudian. Perlahan Irvan menuruni tubuhku. Aku belum sampai... tapi aku tak mungkin berbuat apa-apa.Besok malamna, hal itu terjadi lagi. Terjadi lagi dan terjadi lagi. Setidaknya tiga kali dalam semingu. Irvan pun menjadi laki-laki yang dewasa. Tak sedikit pun kami menyinggung kejadian malam-malam itu. Kami hanya berbicara tentang hal-hal lain saja. Sampai suatu sore, aku benar-benar bernafsu sekali. Ingin sekali disetubuhi. Saat berpapasan dengan Irvan aku mengelus penisnya dari luar celananya. Irvan membalas meremas pantatku. Aku secepatnyake kamar dan membuka semua pakaianku, lalu merebahkan dri di atas tempat di tutupi selimut. Akuberharap, Irvan memasuki kamar tidurku. Belum sempat usai aku berharap, Irvan sudeah memasuki kamar tidurku. Di naikke kamar tidurku dan menyingkap selimutku. Melihat aku tertidur dengan telanjang bulat, Irvan langsung melepas semuapakaiannya. Sampai bugil. Bibirku dan tetekku sasaran utamanya. AKu mengelus-elus kepalanya dan tubuhnya. Sampai akhirnya aku menyeret tubuhnya menaiki tubuhku. KUkangkangkan kedua kakiku dan menuntun penisnya menembus vaginaku. Nafsuku yangsudah memuncak, membuat kedua kakiku melingkar pada pinggangnya. Mulutnya masih rakus mengisapi dan menggigit kecil pentil tetekku. Sampai akhirnya, kami sama-sama menikmatinya dan melepas kenikmatan kami bersama. Seusai itu, kami sama-sama minum susu panas dan bercerita tentang hal-hal lain,seakan apa yang baru kami lakukan, buka sebuah peristiwa.Malamnya, seisai Irvan mengerjakan PR-nya dia mendatangiku yang lagi baca majalah wanita di sofa. Tatapan matanya, kumengerti apa maunya. Walau sore tadi kami baru saja melakukannya. Kutuntun dia duduk di lantai menghadapku. Setelah dia duduk,aku membuka dasterku dan mengarahkan wajahnya ke vaginaku. AKu berharap Irvan tauapa yang harus dia lakukan, setelah belajar dari CD pornonya. Benar saja, lidah Irvan sudah bermain di vaginaku. Aku terus membaca majalah, seperti tak terjadi apa-apa. AKu merasa nikmatr sekali. Lidahnyaterus menyedot-nyedot klentitku dan kedua tangannya mengelus-elus pinggangku. Sampaakhirnya aku menjepit kepalanya, karean aku akan orgasme. Irvan menghentikan jilatannya Dan aku melepaskan nikmatku. Kemudia kedua kakiku kembali merenggang. AKu merasakan Irvan menjilati basahnya vaginaku.Setelah puas, Irvan bangkir. Aku turun ke lantai. Kini irvan yang membuka celananya dan menarik kepalaku agar mulutku merapat ke penisnya. Penis yang keras itu kujilati dengandiam. Irvan menyandarkan kepalanya ke sandaran sofa. Kepalaku ditangkapnya dandileus-elusnya. Aku terus menjilatinya dan terus melahap penisnya, sampai spermanya memenuhi mulutku. Sampai akhirnyanormal kembali dan kami duduk bersisian menyaksikan film lepas di TV. Seusai nonton film, aku mengajaknya untuk tidur, karean besok dia harus sekolah, dan aku harus memeriksa pembukuan toko."yuk tidur sayang," kataku.Irvan bangkit dan menggamit tanganku, lalu kami tertidur pulas sampai pagi.Siang itu, aku mendengar Irvan pulang sekolah dan diaminta makan. Kami sama-sama makan siang di meja makan. Usai makan siang, kami sama-sama mengangkat piring kotor dan sama-sama mencucinya di dapur. Irvan menceritakan guru baruya yang sangat disiplin dan terasa agak kejam. Aku mendengarkan semua keluhan dan cerita anakku. Itu kebiasaanku, sampai akhirnya aku harusmengetahui siap Irvan. Aku juga mulai menanyakan siapa pacarnya dan pernah pergike tempat pelacuran atau tidak. Sebenarnya aku tahu Irvan tidak pernah pacaran dan tidakpernah kepelacuran dari diary-nya. Kami sama-sama menyusun piring dan melap piringsampai ke ring ke rak-nya, sembari kami terusbercerita."Ma...besok Irvan diajak teman mendaki gunung...boleh engak, Ma?" tanya Irvan meminta izinku sembari tangannya memasukubagian atas dasterku dan mengelus tetekku."Nanti kalau sudah SMA saja ya sayang..." kataku sembari mengelus penis Irvan."Berarti tahun depan dong, Ma," katanya sembari mengjilati leherku."Oh... iya sayang... Tahun depan" kataku pula sembari membelai penisnya dan melepas kancing celana biru sekolahnya dan melepas semua pakaiannya sampai Irvan telanjang bulat."Kalau mama bilang gak boleh ya udah. Irvan gak ikut," katanya sembari melepaskan pula kancing dasterku sampai aku telanjang bulat.Ya.. kami terus bercerita tenag sekolah Irvan dan kami sudah bertelanjangbulat bersama."Sesekali kita wisata ke puncak yuk ma..." kataIrvan sembari menjilati leherku dan mengelus tetekku. Aku duduk di kursi kaman dan Irvan berdiri di belakangku. Uh... anakku sudah benar-benar dewasa. Dia ingin sekali bermesraan dan sangat riomantis."Kapan Irvan maunyake puncak?" kataku sembari menkmatijilatannya. Aku pun mulai menuntunnya agar beradadi hadapanku.Irvan kubimbing untuk naik ke atas tubuhku. Kedua kakinya mengangkangi tubuhku dan bertumpu pada kursi. Panttanya sudah beradadi atas kedua pahaku dan aku memeluknya. Kuarahkan murnya untuk mengisap pentil tetekku."Bagaimana kalau malam ini saja kita ke puncak sayang. Besok libur dan lusa sudah minggu. Kita di pucak dua malam," kataku sembari mengelus-elus rambutnya."Setuju ma. Kita bawa dua buah selimut ma," katanya mengganti isapan \nya dari tetekku yang satu ke tetekku yang lain."Kenapa harus dua sayang. Satu saja.." katakuyang merasakan tusukan penisnya yang mengeras di pangkal perutku."Selimutnya kita satukan biar semakin tebal, biar hangat ma. Dua selimut kita lapis dua," katanya. Dia mendongakkan wajahnya dan memejamkan matanya, meminta agar lidahku memasuki mulutnya. Aku membernya. Sluuupp... lidahku langsung diisapnya dengan lembut dan sebelah tangannya mengelus tetekku.Tiba-tiba Irvan berdiri dan amengarahkan penisnya ke mulutku. Aku menyambutnya. Saat penis itu berada dalam mulutku dan aku mulai menjilatinya dalam mata terpejam Irvan mengatakan:"Rasanya kita langsung saja pergi ya ma. Sampai dipuncak belum sore. Kita boleh jalan-jalan ke gunung yang dekat villa itu," katanya.Aku mengerti maksudenya, agar aku cepat menyelesaikan keinginannya dan kami segeraberangkat. Cepat aku menjilati penisnya dan Irvan Meremas-remas rambutku dengan lembut. Sampai akhirnya, Irvan menekan kuat-kuat penisnya ke dalam mulutku dan meremas rambutku juga. Pada tekak mulutku, aku merasakan hangatnya semprotan sperma Irvan beberapa kali. Kemudian di dudk kembali ke pangkuanku. Di ciumnya pipiku kiri-kanan dan mengecup keningku. Uh... dewasanya Irvan. Au membalas mengecup keningnya dengan lembut.Irvan turun dari kursi, lalu memakaikan dasterku dan dia pergi ke kamar mandi. Aku kekamar menyiapkan sesuatu yang harus kami bawa. Aku tak lupamembawa dua buah selimut dan pakaian yang mampu mebnghangatkan tubuhku. Semua siap. Mobil meluncur ke puncak, mengikuti liuknya jalan aspal yang hitam menembus kabut yang dingin. Kami tiba pukul 15.00. Setelah check in, kami langsung makan di restoran di tepi saw2ah dan memesan ikan mas goreng serta lapannya. Kami makan dengan lahap sekali. Dari sana kami menjalani jalan setapak menaik ke lereng bukit. Dari sana, aku melihatsebuah mobilo biru tua, Toyota Land Cruiser melintas jalan menuju villa yang tak jauh dari villa kami. Mobil suamiku, ayahnya Irvan. Pastidia dengan isteri mudanya atau dengan pelacur muda, bisik hatiku. Cepat kutarik Irvanagar dia tak melihat ayahnya. Aku terlambat, Irvan terlebih daulu melihat mobil yang dia kenal itu. Irvan meludah dan menyumpahi ayahnya:"Biadab !!!" Begitu bencinya dia pada ayahnya. Aku hanya memeluknya dan mengelus-elus kepalanya. Kami meneruskan perjalanan. Aku tak mau suasana istirahat ini membuatnya jadi tak indah.Sebuah bangku terbuat dari bata yang disemen. Kami duduk berdampingan diatasnya menatap jauh ke bawah sana, ke hamparan sawah yang baru ditanami. Indah sekali.Irvan merebahkan kepalanya ke dadaku. AKu tahu galau hatinya. Kuelus kepalanya dan kubelai belai."Tak boleh menyalahkan siapapun dalam hiduap ini. Kita harus menikmati hidup kita dengan tenanag dan damai serta tulus," kata kumengecup bibirnya. Angin mulai berhembussepoi-sepoi dan kabut sesekali menampar-nampar wajah kami. Irvan mulaui meremas tetekku, walau masih ditutupi oleh pakaianku dan bra."Iya. Kita harus hidup bahagia. Bahagia hanya untuk milik kita saja," katanya lalu mencium leherku."Kamu lihat petani itu? Mereka sangat bahagia meniti hidupnya," kataku sembari mengelus-elus oenisnya dari balik celananya. Irvan berdiri, lalu menuntunku beridir. Akua mengikutinya. Dia mengelus-elus pantatku dengan lembut."Lumpur-lumpur itu pasti lembut sekali, Ma," katanya terus mengelus pantatku. Pasti Irvan terobsesi dengan anal seks, pikirku. Aku harus memberinya agar dia senang dan bahagia serta tak lari kemana-mana apalagi ke pelacur. Dia tak boleh mendapatkannya dari perempuan jalang.Kami mulai menuruni bukit setelah mobil Toyota biru itu hilang, mungkin ke dalam garasi villa. Irvan tetapmemeluk pinggangku dan kami memesan duabotol teh. Kami meminumnya di tepi warung."Wah... anaknyanya ganteng sekali bu. Manja lagi," kata pemilik warung. Aku tersenyum danIrvanpun tak melepaskan pelukannya. Sifatnya memang manja sekali."Senang ya bu, punya anak ganteng," kata pemilik warung itu lagi. Kembali aku tersenyum dan orang-orang yang berada di warung itu kelihatan iri melihat kemesraanku dengan anakku. Mereka pasti tidak tau apa yang sedang kami rasakan. Keindahan yang bagaimana. Mereka tak tahu.Setelah membayar, kami menuruni bukit dan kembali ke villa. Angin semakin kencang sore menjelang mahgrib itu. Kami memesan dua gelas kopi susu panas dan membawanya ke dalam kamar. Setelah mengunci kamar, aku melapaskan semua pakaianku. Bukankah tadi Irvan mengelus-elus pantatku? BUkankah dia ingin anal seks? Setelah aku bertelanjang bulat, aku mendekati Irvan dan melepaskan semua pakaiannya. Kulumasi penisnya pakai lotion. Aku melumasi pula duburku dengan lotion. Di lantai aku menunggingkan tubuhku. Irvan mendatangiku. Kutuntun penisnya yang begitu cepat mengeras menusuk lubang duburku. Aku pernah merasakan ini sekali dalam hidupku ketika aku baru menikah. Sakitsekali rasanya. Dari temanku aku mengetahui,kalau mau main dri dubur, harusmemakai pelumas, katanya. Kini aku ingin praktekkan pada IrvanIrvan mengarahkan ujung penisnya ke duburku. Kedua lututnya, tempatnya bertumpu. Perlahan...perlahan dan perlahan... Aku merasakan tusukan itu dengan perlahan. Ah... Irvan, kau begitu mampu memberikaapa yang aku inginkan, bisik hatiku sendiri. Setiapkali aku merasa kesat, aku denga tanganku menambahi lumasan lotion ke batangnya. Akumerasakan penis itu keluar-masukdalam duburku. Kuarahkan sebelah tangan Irvan untuk mengelus-elus klentitku. Waw... nimat sekali. Di satu sisi klentitku nikat disapu-sapu dan di sisi lain, duburku dilintasi oleh penis yang keluar masuk sangat teratur. Tak ada suara apa pun yang terdengar. Sunyi sepi dan diam. Hanya ada desau angin, desah nafas yang meburu dan sesekali ada suara burung kecil berkicau di luar sna, menuju sarangnya.Tubuh Irvan sudah menempel di punggungku. Sebelah tangannya mengelus-elus klentitku dan sebelah lagi meremas tetekku. Lidahnya menjilati tengkukku dan dan leherku bergantian. Aku sangat beruntung mememiliki anak seperti Irvan. Dia laku-laki perkasa dan penuh kelembutan. Tapi... kenapa kali ini dia begitu buas dan demikian binal? Tapi... Aku semakin menikmati kebuasan Irvan anak kandungku sendiri. Buasnya Irvan, adalah buas yang sangat santun dan penuh kasih.Aku sudah tak mampu membendung nikmatku. AKu menjepit tangan Irvan yang masih mengelus klentitku jugamenjepit penisnyadengan duburku. Irvan mendesah-desah..."Oh... oh....oooooohh..."Irvan menggigit bahuku dan mempermainkan lidahnya di sela-sela gigitannya. Dan remasanpada tetekku terasa begitu nikmat sekali. Ooooooooooohhhh... desahnya dan aku pun menjerit..Akhhhhhhhhhhhh......... Lalu aku menelungkup di lantai karpet tak mampu lagi kedua lututku untuk bertumpu.Penis Irvan mengecil dan meluncur cepat keluar dari duburku. Irvan cepat membalikkan tubuhku. Langsung aku diselimutinya dan diamasuk ke dalam selimut, sembari mengecupi leherku dan pipiku. Kami terdiam, sampai desah nafas kami normal.Irvan menuntunku duduk dan membimbingku duduk di kursi, lalu melilit tubuhku dengan selimut hotel yang tersedia di atas tempat tidur. Dia mendekatkan kopi susu ke mulutku. Aku meneguknya. Kudengar dia mencuci penisnya, lalu kembali mendekat padaku. Dia kecul pipiku dan mengatakan:"Malam ini kita makan apa, Ma?""Terserah Irvan saja sayang.""Setelah makan kita kemana, Ma?" dia membelai pipiku dan mengecupnya lagi."Terserah Irvan saja sayang. Hari ini, adalah harinya Irvan. Mama ngikut saja apa maunya anak mama," kataku lembut."OK, Ma. Hari ini haerinya Irvan. Besok sampaiminggu, harinya mama. Malam ini kita di kamar saja. Aku tak mau ketemu dengan orang yang naik Toyota Biru itu," katanya geram. Nampaknya penuh dendam. Aku menghela nafas.Usai makan malam, kami kembali ke kamar dan langsung tidur di bawah dua selimut yanghangat dan berpelukan. Kami tidur sampai pukul 09.00 pagi baru terbangun.



Download Video Bokep 2019

Cerita Ngentot Bertiga Bareng Bapak dan Ibu ku

Malam ini sangat suntuk tidak ada kerjaan yang bisa aku kerjakan. Papa dan Mama dari dari jam 9 tadi sudah masuk kamar tidur. Aku yang sudah bosan ingin tidur juga dan jam diruang tamu menunjukan pukul 10 malam. Saat aku hendak menuju kamarku dan melintasi kamar papa dan mama aku mendengar suara khas orang sedang bersetubuh. Aku segera mengintip apa yang sedang terjadi kamar papa dan mama dari lubang kunci dikamar mereka. Terlihat papa sedang menyetubuhi mama dengan posisi mama dan dibawah.Aku sangat terangsang melihat kejadian bersetubuh seperti dan malah aku juga sering melakukan hubungan intim dengan pacarku karena aku sudah kuliah di salah satu perguruan tinggi swata di kota Y. Tapi kali ini walau aku hanya melihat tapi aku sangat terangsang melihat adegan bersetubuh papa dan mamaku karena mama sangat terlihat sangat menggairahkan dan terlihat lebih mengusai keadaan daripada dengan papaku.Aku segera melepaskan celanaku dan mulai mengocok penisku sambil tetap melihat adegan berhubungan badan papa dan mama yang semakin liar. Terlihat papa kalah dari mama dan mama memang terlihat sangat haus sex. Mereka tidak pernah mengganti posisi dala berhubungan intim mungkin dari dulu mereka melakukannya dalam posisi biasaitu saja.Aku yang sudah tidak tahan ingin memuncratkan spermaku akhirnya sperma keluar juga bersamaan dengan kepuasaan yang papa dan mama peroleh. Baru kali ini aku sangat merasakan kenikmatan yang tiadatara walau hany dengan onani saja. Dalam benakku berfikir bagaimana rasanya bercinta dengan mamaku.Ketika selesai aku masih duduk dipinggir pintu kamar papa dan mama sambil menikmati sisa-sisa kenikmatan onaniku. Belum sempat aku mau menaikan celanaku tiba-tiba pintu kamar terbuka."Eh agung apa yang kamu lakukan disini?" tanya mamaku saat membuka pintu. Nampaknya mama kaget aku duduk didepan kamar mama dan papa tanpa mengenakan pakaian dan saat itu banyak berceceran sperma dilantai yang tak lain adalah spermaku."Eh ma, enggak, enggak, gini, gini" aku tidak bisa berkata apa-apa saat mama bertanya sepert itu."Kamu mengintip mama dan papa berhubungan badan ya?" tanya mama dengannada marah. Nampaknya ia tidak senang aku mengintip adegan percintaan mama dengan papa.Aku belum sempat menjawab pertanyaan mama tiba-tiba papa ikut papa datang."Ada apa ma kok ribut-ribut malam-malam?""ini pa agung ngintip saat kita berhubungan badan tadi,""Ooo..""Kok Cuma o pa""Ya apa yang harus aku katakan selain itu?""Ya harusnya papa marahi agung karena itu perbuatannya tidak baik karena ini hanya boleh dilakukan oleh orang yang sudah menikah,""itulah kesalahan kebanyakan orang tua tidak mengjarkan masalah sex kepada anaknya sehingga bisa terjadi hubungan diluar nikah oleh mereka.""Tapi kalau ini dilakukan maka dia pasti juga ingin merasakan apa yang mereka lihat pa?""itulah tugas kita mengajari agung jangan sampai melakukannya dengan orang lain sebelum dia menikah""trus sekarang gimana pa?""kita ajarakan kepada dia cara berhubungan badan dan cara memuaskan pasangan dan juga agar mereka tidak mengkhianati pasangan mereka.""okelah kalau gitu pa""Agung ayo sekarang masuk kamar papa dan mama untuk mulai mendapatkan pelajaran tentang sex""Benar pa boleh?" ucapku kepada papa."Boleh ayo cepat masuk""Aku segera masuk setelah papa dan mama masuk kekamar terlebih dahulu. Dalam pikiranku sudah tidak sabar lagi untuk segera menyetubuhi mama walau mungkin mereka hanya akan mencontohkan saja tapi aku sudah mempunyai akal bagaiaman cara bisa menyetubuhi mamaku.Ya sekarang agung papa dan mama akan memberi contoh kepada kamu tentang berhubungan intim yang benar. Benar dugaanku mereka hanya ingin memberi contoh saja dan tidak akan menturuhku untukmempraktekannya. Beberapa jam mereka berseubuh akhirnya selesai sudah mereka mencotohnya cara berhubungan intim merekakepada dan betul nampaknya selama ini mereka hanya melakukannya dengan gaya biasa saja.Aku yang sudah tidak bisa menahan nafsu segera menjalankan ide gilaku."Pa, ma hanya itu saja?""trus kamu mau yang bagaimana?" tanya papa"Kalau cuma begitu saja aku bisa melihatnya difilm, tapi Cuma seperti itu aku tidak tahu apakah aku bisa memuaskan pasanganku besuk jika sekarang tidak aku paraktekan""trus kamu maunya apa gung?""Ya aku ingin memratekan yang kaliyan contohkan,""trus dengan siapa gung sedangkan kamu blum menikah?""Ya dengan mama dunk pa kan papa dan mama yang mencontohkan dan aku adlah cowok sedangkan besuk aku harus memuaskan cewek jadi satu2nya cewek disini Cuma mama jadi mama harus mempraktekan dengan aku setelah menilai ku bagaiaman akubisa memuaskan cewek atau tidak""Apa?????????? Mama tidak setuju! Itu perbuatan dosa melakukan hubungan sedarah""tapi benar juga yang dikatakan agung ma""tapi pa.""sudahlah ma layani agung sekarang, lagian mamakan sangat haus sex dan papa sudah tidak bisa mengimbangi mama mungkin dengan adanya agung mama akan semakin terpuaskan""Ya udah lah kalau itu mau papa, mama akan puaskan agung. Ya udah agung hayo praktekan apa yang barusan kamu lihatAku mulai melakukan pemanasan kepada mama dan mama dan papa kaget karena aku sangat profesional dalam melakukan pemanasan termasuk saat aku menjilati vagina mama. Mama tdk pernah merrasakan hal itu sehingga dengan sangat terngsang untuk segera merasakn penisku yang lebih besar dari punya papa.Aku mulai memasukan penis kedalam vagina mama dan memang benar vagina mama sangat enak walau sudah melahirkan satu anak tapi lebih enak dari pada punya pacarku.Dia sangat bisa memuaskan aku tapi aku juga tidak kalah dari mama sehingga mama sudah orgasme lebih dari lima kali."Oh agung kamu memang benar2 hebat! Mama mau keluar lagi sayang""Agung juga mau keluar ma, kita dapat sama2ya ma?""Iya sayang tapi jangan dikeluarin didalam sayang nanti mama bisa hamil!""tapi papa tadi dimasukan didalam?"Mama belum sempat menjawab pertanyaankutetapi ayah yang menjawabnya, "Karena papa sudah mandul gung.""aku kaget dan langsung memberhentikan gerakanku tapi mama tetap menggerakkan patatnya tapi dia tidak menyuruhku untuk tetap bergerak karena suasana saat itu menjadi tenang. Lama kelamaan mama juga berhenti dan orgasme yang kana datang tetunda."Apa itu benar pa?berarti selama ini aku tidak mempunyai adik bukan karena keadaan ekonomi kita?""ya bukanlah gung!!!!! Kalau ekonomi kita sangat baik bahkan kalau kita punya kesempatan punya anak 5 lagi juga masih cukup harta papa""memangya papa pengin anak segitu lagi?""enggak juga papa Cuma anak perempuan dari mama kamu. Tapi mungkin itu tidak akan terwujud dan mungkin hanya dari kamu papa berharap punya cucu perempuan saa kamu menikah nanti""kenapa harus menunggu nukah pa? kalau boleh aku mau menghamili mama. Kan tidak ada yang tahu kalau anak yang mama kandung nanti adalah anaku?" ucapku dan entah dari mana ide itu datang tetapi aku jugasangat takut jika papa marah dengan ucapanku tadi""Benar juga gung ucapanmu sekarang teruskan persetubuhan kaliyan dan hamili mamamu" ucap papa diluar dugaanku dan mungkin papa sedang tiak waras.Tapi aku yang mendengarkan perkataan itu segera menggerakan peniske keluar masuk divagina mama lagi dan mama juga segera mengimbangi lagi. Mama tidak mau ambil pusing dengan perasaan apa yang ida ingin rasakan saat ini adalah mendapaatkan orgasme yang tertunda tadi bersama denganku.Akhirnya kami berdua mendapatkan orgasme bersama dan malam itu kamar itu aku tiduri berdua dengan mamaku sedangkan papaku tidur dikamarku. Hubungan kami tidak berakhir disitu tapi setiap malam kami tetap melaksanakannya tetapi setelah mama memuaskan papa dulu sedangkan aku mendapatkan jatah yang kedua. Tidak apalah yang penting aku mendapatkan kepuasan yang tiada tara dari mama.Satu bulan kami behubungan mama akhirnya hamil juga dan keluarga besaar kami sangan senang begitu juga dengan papa dan ia selalu bilang pokoknya anak sekaligus cucu dia itu harus perempuan. Setelah kehamilan mama papa lebih memberiku kesempatan untuk meyetubuhi mama.Hari-hari yang ditunggu tuba akhirnya mama melahirkan bayi yang slema ini inginkan papa yaitu bayi perempuan yang sangat cantik seperti mama dan aku.Semua keluarga besarku sangat senang dan terutama dengan papaku. Setiap hari papa merawat bayi tersebut sedangkan yang ayahku justru tidak mengurusi dia sama sekli tetapi justru mengurusi ibunya atau mamaku. Aku terus melakukan hubungan badan dia mama dan papa tetap mengijinkan tetapi mama udah KB.
Sampai saat ini aku tetap melaksanakan hubungan ini.



Download Video Bokep 2019

Senin, 18 Mei 2015

Cerita Ngentot 2015 Aku Di Paksa dan di Perkosa

Aku Dipaksa Dan Diperkosa.
Pada pukul 15:00, acara Pramuka dibubarkan. Kamipun segera bergegas meninggalkan tempat tersebut. Aku setelah dari tempat itu, berniat pergi ke sebuah Multiplayer. Saat saya setiba di Sekolah, saya melihat seorang anak yang sedang mengintip ke dalam sebuah ruangan di dalam sekolah. Karena saya sedikit ada rasa curiga, maka saya memutuskan untuk mendekatinya. Ketika saya mendekatinya, perasaan saya merasa sedikit tidak enak. Karena itu, saya tidak jadi mendekatinya.
Tak lama kemudian, datanglah teman saya bernama Jetprak, anak yang selalu bermain bersama saya dan “sedikit rusak”. Saat itu, ia mengatakan, bahwa ada orang yang menitipkan barangnya di Lapangan Olahraga di Lantai 5. Karena ada rasa sedikit curiga, maka saya pergi ke sana untuk memastikan ada apa di sana.
Setelah saya tiba di sana, saya melihat ada sebuah kantongan di dekat sebuah panggung pergelaran. Sebelum saya beranjak untuk melihatn6ya, saya pastikan dulu, bahwa tidak ada jebakan. Setelah saya cek, ternyata tidak ada sama sekali jebakan. Lalu, sayapun segera melihat apa isi dari Barang tersebut.
Setelah saya pegang benda tersebut, saya buka kantongnya satu persatu. Ternyata, pembungkus benda tersebut sangatlah banyak, sehingga saya pusing untuk membukanya satu persatu. Sampai pada akhirnya, Kantonga itu habis terbuka pada bungkusan yang kelima puluh. Setelah saya lihat, ternyata isinya adalah berbagai macam foto-foto yang dapat dikatakan “rusak” dan berbagai macam alat KB dan Seks. Tetapi saya sempat bertanya keheranan “siapa dan untuk apa ini?”. Karena merasa tidak sopan, maka kukembalikan lagi kepada tempatnya. Setelah sekian lama, saya hanya menunggu sang waktu berlalu. Kebetulan pada saat itu tidak ada orang, maka saya bisa bersantai sejenak di sana.
Setelah sekian lama, saya ingat, bahwa saya akan bertanding lomba Catur antar 1 Sekolah. Saat itu, saya telah mencapai Final, dan lawan saya yang berikutnya, adalah Fahris (Sekarang ia anggota Dark Falcon). Karena tidak ada orang, maka saya berlatih sendiri di tempat itu. (avid internisti)
Sesudah saya berlatih selama 1 jam, saya merasa kelelahan. Maka, saya putuskan untuk beristirahat dengan melakukan Break Dance. Beberapa waktu yang lalu, saya diajarkan oleh salah seorang teman saya untuk berlatih Break Dance, seperti Salto, Rolling, Hip Hop, dan lain sebagainya. Akan tetapi, saya tertarik akan salah satu gerakan yang sangat sukar, yaitu Tornado Roll (Rolling di Udara).
Karena saat itu tidak ada orang, saya iseng untuk mencobanya dengan naik di atas tiang penyangga. Saat itu, saya menaikinya dengan memanjatnya. Saat saya akan melakukannya, tiba-tiba ada 2 orang yang masuk ke ruangan itu. Tidak disangka, itu adalah Fahris, lawan Finalku nanti, dan yang satu lagi, adalah anak yang terdapat di Foto-foto yang kulihat tadi, karena namanya cukup panjang, sebut saja NT.
Karena tempat itu cukup luas, saya mencoba untuk mendengarkan suara mereka dengan mendengarkan gemanya. Kulihat Fahris mulai membuka kantongan tersebut, dan “Lihat, sekarang kamu percaya kan? Aku ini tidak pernah berbohong, jangan macam-macam kamu!” kata Fahris.
“Ih.. kamu kok jahat! Awas, nanti aku adukan ke guru lho!” sambung NT.“Mangkanya, lebih baik kamu harus tunduk kepadaku, atau..” pembicaraan terpotong.“Atau apa hah?” teriak NT agak keras.“Atau aku Renggut Keperawananmu!” Teriakan Fahris menggelegar.“Jangan macam-macam kamu, cepat serahkan!” NT meneruskan.Belum sempat NT bergerak, Fahris sudah menerjang NT dan langsung menelanjangi NT dengan kasarnya.
“Ah.. Jangan Far.. Jangan!!” Teriakan NT keras sambil menangis tersedu-sedu.“Segera kuambil keperawananmu!!” Lanjut Fahris.Fahrispun memulai aksinya dengan sangat gesit, ia melakukan ML pemanasan dengan rasa sangat Hot. Tetapi, aku berusaha untuk tetap berada di langit-langit meskipun aku hanya bertumpu dengan Tiang datar dengan lebar 30 cm.
Setelah ia melakukan pemanasan, iapun akhirnya siap untuk memulai aksi tergilanya.“Ah.. jangan far.. jangan ambil keperawananku.. tolonglah..” pelas NT.Tetapi, Fahris tidak mempedulikan perkataannya, dan akhirnya, iapun melakukan seks dengan NT.“Earrgghh..” Teriak NT begitu batang kemaluan Fahris memasuki liang senggama nya.Setelah itu, Fahripun mulai melakukan penggesekan terus menerus sampai ia berhenti setelah menit kesepuluh.
“Bagaimana, enak kan, mangkanya, jangan coba-coba!” kata Fahris puas.Setelah itu, Fahrispun mulai kembali melancarkan aksinya untuk kembali melakukan persetubuhan.Selama mereka melakukan persetubuhan, NT terus mengerang-erang kesakitan“Eng.. eugh.. ough.. aekh.. eakh.. eikh.. oekh..” Desahan NT turut membuatku terangsang. Tetapi, karena pada saat itu, aku belum pernah bermasturbasi, maka aku diam saja dan terus menyaksikan.
Setelah sekian lama, akhirnya mereka berhenti dan tertidur lemas. Sepertinya, mereka telah Orgasme bersama, dan kulihat NT berdarah. Mungkin ia telah kehilangan keperawanannya. Karena kesempatan tidak ada orang, maka sayapun segera mengambil kamera, dan menfoto beberapa foto yang membuktikan Fahris bersalah. Setelah itu, sayapun berniat kabur melalui Jendela Ventilasi di dekatku.
Ketika hendak keluar, aku mendengar ada suara gebrakan. Setelah kulihat ada sumber suara tersebut, tenyata itu adalah Gloria yang masuk lewat Pintu dan terjatuh dan kakinya mengenai Lantai dan sepertinya ia Lumpuh sementara (Paralyze). Seketika itu pula, bangunlah Fahris dalam keadaan segar bugar seperti tidak sehabis bercinta. Iapun mendekati Gloria.
“Hai, cewek, kamu sudah melihat perbuatan kami ya?” kata Fahris.“Lihat apa? Aku baru saja masuk ke ruangan ini.” jelas Gloria.“Jangan bercanda, lagipula kamu kan juga mengintip aku saat bercinta dengan SOS tadi kan di kelas” lanjut Fahris.
“Kamu jangan macam-macam. Aku tak tahu!” sangkal Gloria.“Sudah, lebih baik kamu bercinta juga saja denganku!” Perintah Fahris.“Jangan.. jangan sentuh aku.. jangan..” Teriak Gloria.Karena aku tidak tega melihat Gloria yang begitu Cantik dan Seksi yang masih perawan, akupun berbuat nekat. Entah apa yang merasuki pikiranku, aku langsung saja melompat menuju ke Fahris dan melakukan Tornado Roll. Dan akhirnya, berhasil, sayapun berhasil menghajarnya dan membuatnya pingsan. Akan tetapi, akupun langsung lumpuh total seketika. Tetapi, saya belum menyerah. Sayapun memberikan Kamera yang saya gunakan untuk menfoto Fahris dan NT tadi. Dan akhirnya, akupun pingsan.
Keesokan harinya, aku terbangun di atas tempat tidur. Aku melihat sekelilingku, dan ternyata, aku berada di rumah sakit. Akupun segera berbaring kembali, tetapi tidak tidur. Karena keluargaku jauh dariku, maka tidak ada sama sekali yang datang menjengukku. Saya sangat merasa sedih saat itu. Tidak lama kemudian, Gloria datang dan menghampiriku. Ia berjalan seperti orang normal. Aku pikir Paralyzenya sudah sembuh.
“Ali, apakah lukamu masih sakit?” tanyanya.“Tidak juga sih, tapi sudah mendingan.” sahutku.“Eh, terima kasih ya, kamu sudah menolongku pada saat itu.” ucapnya“Ah, tidak apa-apa. Aku memang sudah biasa melakukannya.” jawabku seenaknya.“Lantas mengapa NT pada saat itu tidak kamu tolong?” tanyanya.Waduh, mati aku. Aku tidak mungkin mengatakan bahwa aku membedakan sesama manusia (dalam arti Gloria dan NT). Lalu akupun menemukan jawaban sempurna.“Oh, pada saat itukan Fahris masih dalam keadaan Fit, jadi aku tidak mungkin dapat menghadapinya secara fisik.”“Kalau mental?” tanyanya lagi.“Itu mungkin saja dapat kuatasi. Oh ya, bagaimana dengan kejuaraan catur hari ini? Aku kan tidak dapat ikut?” tanyaku.
Gloriapun mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya. Ternyata, ia mengeluarkan kameraku dan kertas yang menyatakan bahwa aku langsung memenangkan pertandingan karena Fahris melakukan perbuatan yang tidak terhormat. Akupun merasa lega, dan akhirnya akupun bertanya lagi.“Bagaimana pendapatmu?” tanyaku.“Yah.. hebat.. boleh juga..” katanya.Entah apa yang menghantui pikiranku, akupun menyatakan cinta padanya, tetapi ia menjawab“Waduh, jangan dulu ya, aku masih belum mau pacaran, lain kali saja ya. Sementara ini, ayo kita berteman dan melakukan petualangan bersama di Sekolah.”“Jadi, kamu juga suka menyusup ya?” tanyaku.“Iya, sejak kecil, aku suka sekali berpetualang, jadi, kamu kan juga sama, mari kita satukan hobi kita bersama.” jelasnya.

Download Video Bokep 2019

Cerita Ngentot 2015 ngentot di Ruang Ganti Mall

Cerita 17+ Ngentot di ruang ganti mall / swalayan
Penyakit Aneh ini sudah lama kuderita sejak aku mulai berpacaran dengan Istriku di kala SMU dulu.Sudah 8 tahun aku menjalin asmara dengan istriku hingga akhirnya kini resmi kunikahi dan memberiku 1 orang anak yang lucu dan cakep seperti bapaknya.
Mungkin bisa dibilang aku memiliki sifat ekshibisionisme atau suka memamerkan tubuh kepada orang lain tetapi ekshibisionis yang aku rasakan sedikit berbeda karena yang aku ingin pamerkan adalah tubuh indah istriku sendiri.
Sedikit gambaran istriku orangnya putih seperti orang chinese dengan tinggi 162 cm berat 55 tentunya terlihat begitu seksi dan berisi. Bibirnya yang mungil dan payudaranya yang berukuran 34-D tentu menambah sempurna penampilannya bagi para pria pada umumnya.
Sejak berpacaran aku suka sekali jika saat jalan-jalan dia hanya memakai Tank Top atau juga baju yang memiliki belahan rendah di bagian dada. Perasaan bangga sekaligus cemburu menjad satu tatkala istriku menjadi perhatian oleh para pria yang kebetulan jalan berpapasan dengan kami. Sorot mata para pria yang selalu mengarah kebagian dadanya adalah hal yang sangat membuatku bangga karena aku memiliki istri yang bisa menggoda pria manapun dan akupun semakin merasa puas karena keindahan itu hanya milikku seorang.
Sore itu selepas memandikan putra kami, aku dan istriku Jeng Yati, berencana menitipkan putra kami ke rumah neneknya karena kami berencana akan berbelanja ke sebuah mall.
“Mah pakai Tank Top coklatnya dunk”pintaku kepada istriku
“Ngga ah pah malu ntar diliat mama ngga enak?”protes istriku kepadaku
“Udah ntar ditutupin pakai cardigan coklat mama kan beres.”jawabku
“Yakin nich pah…?gak papa mama pakai Tank Top ke mall?”tanya istriku lagi.
Akhirnya kusampaikan dengan perlahan kepadanya bahwa hari ini aku ingin membuat sensasi dan istriku yang sudah mengerti benar akan penyakit sekaligus kesenanganku akhirnya menyetujuinya. Dalam hatiku dia pasti melakukan ini hanya karena ingin membuatku bahagia.
Setelah menitipkan putra kami kerumah neneknya kamipun segera menuju ke Mall[dalam hal ini mall yang kami pilih adalah yang memiliki departement store yang sepi pengunjung/kurang diminati agar rencana kami bisa berhasil terlaksana] untuk berjalan-jalan memilih baju dan melakukan something crazy yang memang sudah aku rencanakan dan diskusikan dengan istriku didalam mobil.
Sesampainya di mall kamipun segera memasuki Departement Store tempat baju wanita. Dan begitu sampai didalam akupun memberi kode kepada istriku untuk melepaskan cardigannya sehingga kini dirinya hanya memakai Atasan Tank Top coklat dipadu dengan Blue Jeans ketat ¾ benar-benar membuat setiap lekuk tubuh istriku tampak begitu menggoda.
Kami berjalan berputar sampai kemudian kami melihat ada sepasang suami istri yang sedang memilih pakaian kerja wanita. Akupun berbisik kepada istriku untuk memulai aksinya ditempat itu. Istriku pun segera memilih baju didekat mereka sambil kutemani, saat ini aku melihat sang suami tadi sibuk membantu istrinya memilih baju kini mulai melirik keistriku yang ada disebelahnya persis. Aku tahu betul apa yang sedang dilihatnya dan dipikirkan saat ini karena Tank Top yang dikenakan istriku memiliki potongan rendah dibagian dadanya sehingga bisa terlihat dengan jelas belahan payudaranya yang putih dan menggoda.
Istriku kemudian menjatuhkan baju yang dipegangnya tepat dikaki sang suami itu.
“Oh…Maaf Mas permisi “kata istriku kepada sang suami sambil menunduk mengambil
Mata lelaki itupun tak menyia-nyiakan kesempatan untuk melihat payudara istriku yang terlihat dengan jelas saat istriku menunduk mengambil pakaian.
Tanpa kuduga tiba-tiba sang istri dari lelaki itu segera mengajak pergi sambil meletakkan baju yang tadi sudah dipilihnya. Mungkin sang istri kesal karena istrinya memperhatikan wanita lain.
Kamipun segera berlanjut berkeliling untuk mencari tempat dan ide yang lebih gila lagi untuk dilakukan.Tak sengaja mataku pun tertuju kearah ruang ganti pakaian yang letaknya ada dibelakang kasir, akupu segera bergegas menuju keruangan itu dan melihat keadaan di sekitarnya. Ada dua ruang ganti di ruang 1 ada seorang wanita yang sedang menunggu pasangannya yang sedang berganti pakaian dan disebelahnya ada 2 orang lelaki yang sedang menunggu temannya yang sedang didalam.
Dua orang lelaki itu aku rasa sedang menunggu temannya yang juga lelaki,ini aku tahu karena melihat dari cara mereka berbicara dengan yang ada didalam menggunakan bahasa yang boleh dibilang sedikit kasar/mungkin bahasa kaum lelaki. Bagiku ini kesempatan emas yang memang sudah kuimpikan dan kubayangkan sebelumnya.
Tanpa menunggu lama akupun mendatangi istriku yang sedang memilih baju untuk segera mencobanya diruang ganti dan menjalankan rencana yang tadi sudah kami sepakati berdua.
“Pah, Papa yakin orang itu ngga berbuat macam-macam ke mama?”tanya istriku ragu
“Sudahlah sayank aku tidak akan jauh dari tempatmu kok”jawabku meyakinkan
Sesuai dengan rencana aku memang tidak mengikuti isriku ke ruang ganti tapi tetap mengawasi dari tempat yang tidak terlalu jauh untuk menghindari hal-hal yang tidak dinginkan. Tepat disaat istriku sampai orang yang ada diruang 1 keluar dari ruang ganti dan kini giliran istriku yang masuk ke ruang ganti tersebut dan kini kulihat orang yang ada di ruang 2 memperhatikan istriku dengan seksama dari atas ke bawah.
Ruang Ganti itu hanya tertutup oleh sebuah kain yang ditarik dari ujung kir ke ujung kanan untuk menutu orang yang sedang ganti didalamnya.Dari posisi yang tidak terlalu dekat aku bisa melihat dengan jelas bahwa istriku sengaja menarik kain itu dengan keras sehingga meskipun kain itu sampai ujung bagian kanan tetapi dibagian kirinya menjadi sedikit terbuka karena tarikannya yang terlalu keras.Celah yang sekitar 10 cm itu sudah cukup membuat orang yang sedang berada di luar ruang 2 bisa melihat apa yang sedang terjadi didalam ruang 1.
Tampak kini posisi istriku sedang menghadap kearah cermin dan mulailah dia menurunkan tali Tank Top coklat yang dikenakannya kebawah satu persatu terlihatlah bra krem yang dikenakannya. Kedua lelaki yang ada disebelah juga tampak menolehkan mukanya kearah celah itu melihat istriku sedang melepas pakaiannya. Tanpa menunggu lama istriku dengan sengaja melepas juga bra krem yang dikenakannya dan terlihatlah dari pantulan cermin kedua payudaranya terbebas keluar dan menggantung dengan indahnya. Baju yang dibawanyapun tidak segera dikenakannya tetapi hanya digantungkan saja karena kini istriku sibuk bergaya didepan cermin sambil melihat tubuhnya sendiri yang saat ini memang sedang Topless.Badannya yang begiu putih dihiasi kalung permata yang melingkar dilehernya dan indahnya kedua payudaranya tampak begitu menggoda.
Kulihat keanehan terjadi karena kedua lelaki tadi tiba-tiba membuka kain penutup ruang 2 untuk menarik temannya keluar dan memberitahukan keindahan yang dilihatnya. Rasa marah,cemburu mulai menggelayuti Otakku disamping gairah dan kepuasan yang juga timbul karenanya.Aku sedikit bergeser dari tempatku karena untuk tetap bisa melihat celah itu karena kini ke tiga orang itu berdiri bergerombol dan menutupi pandanganku.
Kini akupun mendekat keruang ganti untuk bisa melihat dengan dekat apa yang sedang terjadi dan ternyata ketiga lelaki itu tak menyadari bahwa aku adalah suami dari wanita yang sedang mereka lihat. Tampak di cermin istriku mulai meremas payudaranya sendiri dan mulai bermain dengan putingnya yang merah. Ekspresi wajah istriku benar-benar terlihat merasakan kenikmatan dari sentuhannya sendiri. Aku sengaja tidak masuk ke ruang 2 dahulu karena ingin melihat dahulu apa yang sedang terjadi dan ketiga orang lelaki itupun juga tidak perduli akan kehadiranku yang berada disampingnya,kulihat kini salah seorang dari mereka yang bermabut cepak memasukkan tangannya kedalam celananya mungkin melakukan masturbasi karena tidak kuat melihat istriku pikirku.
Entah merasa terganggu atau bagaimana tiba-tiba salah seorang dari mereka berkata
“Masuk aja Mas kami tidak pakai kok”katanya kepadaku sambil menunjuk ruang 2
“oh iya terimakasih mas”jawabku sembari langsung masuk kedalam Ruang 2
Terdengar bsik-bisk pelan mereka dari luar ruang ganti.
“Don , Bram jogoen yo aku tak mlebu ae…gak kuat aku”ujarnya ke kedua temannya
“yo wis ndang…tapi ngkuk lek bengok yak opo?”jawab temannya dengan bahasa jawa
[sedikit kuartikan jika ada yang tidak mengerti,kira-kira begini artinya]
“Don , Bram jagain ya aku mau masuk saja”
“ya udah cepat tapi nanti kalo teriak bagaimana?”
[begitulah kira-kira artinya]
tanpa menjawab temannya tiba-tiba aku mendengar suara kain ruang dibuka dan akupun langsung keluar untuk melihat yang terjadi. Baru saja aku keluar salah seorang dari mereka menghadangku dan berkata
“heh mas…sampeyan lek kate ndelok gak popo tapi ojo macem-macem, meneng wae yo”
[‘hei mas kalo anda mau lihat tidak apa tapi jangan macam-macam, diam saja ya”]
Aku menyadari mereka tidak mengerti bahwa aku suaminya dan melihat tampang ketiga orang itu akupun jadi sedikit berpikir ulang untuk membuat keributan dengan mereka
“hah….”istriku yang akan teriak langsung ditutu mulutny oleh si cepak
“jangan teriak manis…aku tidak akan memperkosamu tapi tolong bantu aku” jawab si cepak pelan dengan membuka resleting celananya.
Istriku sempat melihat keluar kearahku dan akupun segera mengangguk kepadanya
Kini Tangan istriku dibimbing si cepak menuju ke celananya dan bibirnya yang mungil segera dicium dan dilumatnya dengan penuh nafsu. Tangan kanan si cepak kini merayap ke payudara kanan istriku dan mulai meremasnya dengan perlahan serta mulai memilin payudaranya. Istriku yang merasakan gairahnya naik oleh remasan si cepak kini mulai menurunkan celana dalam si cepak dan mengeluarkan penisnya dengan tangan kanannya.Tangan yang lembut dan penuh kasih itu kini tampak memegang penis besar milik lelaki lain dihadapanku, benar-benar membuatku semakin cemburu dan bernafsu.
Puas melumat bibir istriku si cepakpun menyandarkan tubuh istriku ke dinding dan kini mulunya pun bergerilya menyusuri leher Istriku dan terus turun kebagian
payudaranya sebelah kiri. Sambil tangan kanannya terus meremas payudara kanan Istriku, mulut si cepak kini sudah berada tepat di putting indah milik istriku dan mulai mencium serta menghisapnya. Payudara yang indah biasanya digunakan untuk menyusui anak kami kini dinikmati oleh bibir tebal milik lelaki lain. Benar-benar kontras jika biasanya aku melihat anakku yang lucu menghisap payudara istriku kini aku melihat kepala hitam besar dengan rambut seperti tentara terbenam didalam payudara istriku yang indah. Istriku tampak memejamkan mata sambil bersandar di dinding dan kedua tangannya memegang kepala si cepak yang sedang menhisap dan mempermainkan lidahnya tepat diputingnya.
Puas menghisap Payudara istriku si cepak segera memegang kepala istriku dan membimbingnya untuk berjongkok tepat dihdapan penisnya. Tangan kanan istriku kini mulai membelai dengan lembut penis si cepak dan dengan ragu didekatkan ke bibirnya. Terlihat keraguan dari istriku disaat mencium ujung kepala penis si cepak, matanya terpejam dengan alis yang sedikit turun ekspresi dari ketakutannya.
Tanpa membuang waktu lagi si cepak segera mendorong kepala istriku ke penisnya sehingga kini separuh bagian dari Penis si cepak yang ukurannya ½ kali lebih besar dari milikku masuk kedalam mulutnya.
“ough…..mmmhh…”terdengar pelan erangan istriku saat mengulumnya
“ayo terusin manis……ohh yess…..terusin sayank”komentar si cepak
Penis itu kini keluar masuk dengan cepat kedalam mulut Istriku dan tidak lagi separuh tapi hampir sepenuhnya sehingga tampak mulut istriku benar-benar penuh terisi. Mata si cepak tampak terpejam menahan nikmat dan tangan kanannya turun kebawah untuk meremas payudara istriku yang menggantung dengan indah.
Tanpa kusadari ternyata kulihat kedua teman cepak yang juga menyaksikan ikut mengeluarkan penisnya dan melakukan masturbasi sambil melihat si cepak di oral oleh istriku.
“Ohh…Ohh..terusin sayank….Ohh…Aghhh”erangan si cepak saat merasakan klimaks
dan kini terlihat penis si cepak berdenyut didalam mulut istriku memuntahkan air maninya yang begitu kental dan putih.Seteleh beberapa detik dan penisnya berhenti berdenyut si cepak pun mencabut penisnya dari didalam mulut istriku.
Terlihat mulut istriku penuh dengan sperma si cepak dan sebagian menetes ke lantai. Belum sempat istriku berdiri dan membersihkan mulutnya kedua teman si cepak yang tadi melakukan masturbasi kini mendekat dan secara bersamaan memuntahkan air maninya ke tubuh istriku yang masih jongkok di bawah.
“Achh…sshhh…ouch…panas banget….achchh”erang istriku merasakan semprotan sperma kedua lelaki itu di tubuhnya.
“Ohh…yaaa…yaaa…terimakasih manis”komentar salah seorang dari lelaki itu sambil tersenyum kepada istriku penuh kepuasan
“yaa….ohhh…yaa…I love u Manis”komentar yang lain sambil meremas payudara istriku
Kini terlihat kedua payudara istriku dan di bagian leher serta rambutnya dihiasi cairan putih sperma dari kedua lelaki teman si cepak.
Kedua lelaki dan si cepak segera membenarkan celana mereka dan bergegas pergi meninggalkan kami. Merasa keadaan sudah aman akupun segera masuk kedalam ruang ganti tersebut dan segera menutup kain penutup ruang ganti 1.
“Bagaimana mah?mama suka yang barusan?”tanyaku kepada istriku
“ Istriku berdiri dengan tetap membiarkan dan mengusap-usapkan air mani yang ada ditubuhnya dan berkata…
“Ohh papa maafin mama ya….sshh…papa juga mau?”tanya istriku menggoda sambil tetap membelai dan mengusap payudaranya yang basah oleh air mani lelaki-lelaki tadi
Tanpa menunggu lama segera kubalikkan tubuh istriku menghadap dinding dan segera kutrunkan celana jeansnya dan kusibakkan G-String yang dikenakannya. Sejenak sempat kuusap vaginanya dan bagian klitorisnya yang ternyata sudah sangat basah.
Aku tak menyangka ternyata istriku yang terlihat terpaksa akhirnya bisa menikmati juga cumbuan dan rangsangan dari lelaki lain. Hal ini semakin membuatku bernafsu dan dengan segera kubuka reselting celanaku untuk mengeluarkan Penisku yang memang sudah membesar sejak melihat istriku dicumbui oleh si cepak.Dan dengan sekali dorongan penisku pun dengan mudahnya masuk menembus kedalam liang vagina istriku yang sudah basah dan licin. Gesekan gesekan hangat bercampur dengan rasa cemburu dan amarahku membuat gairahku semakin memuncak.
“Ough….yach….katakan apa kamu ingin merasakan penisnya berada didalam vaginamu sayank?”tanyaku dengan terus menghujamkan penisku kedalam vaginanya
“iya pah penisnya besar pah…mama pengen merasakan tusukannya..”jawab istriku
“Oughh bitch u make me jealous…U are so naughty bitch”umpatku kepadanya
“Maaf pah..tapi penisnya benar-benar membuat Istriku horney…agghh”jawabnya sambil memekik tertahan menahan nikmatnya tusukan penisku
“Denyutannya di mulutku masih terasa, Istriku pengen itu terjadi didalam vaginanya”ujarnya terus memanasiku.
Semakin dia berkomentar yang membuatku cemburu semakin aku cepat dan keras menghujamkan penisku ke dasar vaginanya.Dan tak berapa lama sekitar 10 menit penisku bermain keluar dan masuk di dalam liang vagina istriku dan tanganku yang tak pernah berhenti meremas dan memilin payudara istriku yang menggantung bebas. Tiba=tiba aku merasakan puncak dari kenikmatan yang aku harapkan
“Ohh sayank….Sayang aku keluar….aku keluar sayang…aghhh”erangku
“Yaahh…Yahh..pah mama pengen merasakannya sekarang pah…oughhh…sshh”
dan akhirnya kuhujamkan begitu dalam penisku di tusukan terakhir dan kumuntahkan seluruh air maniku didalam vagina Istriku.
“Ahhh…ssshhh…panas pah….aahhh ugghh…”istrikupun mengejang menahan nikmat
Kami berdua pun sampai pada puncak klimaks yang benar-benar dahsyat dan sudah lama kami impikan.Kami seakan tak perduli apakah di ruang ganti sebelah ada orang lain juga yang sedang mencoba pakaian ataukah tidak. Yang jelas apa yang terjadi malam itu di dalam ruang ganti di Ruang 1 benar-benar tak terlupakan dan begitu indah.
Sekitar 5 menit setelah make love kamipun segera membenahi diri dan berkemas,akupun membantu istriku membersihkan tubuhnya yang basah dan lengket terkena keringat dan air mani dari ketiga lelaki tadi dengan tissue basah yang ada didalam tas istriku. Di saat kami keluar kami lega karena kondisi ruang ganti memang sedang sepi dan kondisi departement store itu memang sepi pengunjung, hanya satpam dan karyawan yang tampak sibuk merapikan barang-barang karena memang sudah akan tutup.
Benar-benar malam yang indah dan tidak terlupakan bagi kami berdua.Dan kamipun akan mencoba hal-hal baru yang lainnya yang tentunya akan kami ceritakan dilain waktu.

Download Video Bokep 2019

Cerita Ngentot Terbaru 2015

Cerita Ngentot, Dinda yang Sexy Si Gadis Penghibur (PSK)~Malam telah larut dimana jarum jam menunjukkan pukul 23.15. Suasana sepi menyelimuti sebuah kost-kostan yang terletak beberapa kilometer dari Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng.. Kost-kostan tersebut lokasinya agak jauh dari keramaian sehingga menjadi tempat favorit bagi siapa saja yang menginginkan suasana tenang dan sepi. Kost-kostan yang memiliki jumlah kamar mencapai 30 kamar itu terasa sepi karena memang baru saja dibuka untuk disewakan,hanya beberapa kamar saja yang sudah ditempati, sehingga suasananya dikala siang atau malam cukup lengang. Saat itu hujan turun lumayan deras, akan tetapi nampak sesuatu telah terjadi disalah satu kamar dikost-kostan itu. Seiring dengan turunnya air hujan,air mata Dinda juga mulai turun berlinang disaat lelaki itu mulai menyentuh tubuhnya yang sudah tidak berdaya itu. Saat ini tubuhnya sudah dalam kekuasaan para lelaki itu, rasa keputus asaan dan takut datang menyelimuti dirinya.
Beberapa menit yang lalu secara tiba- tiba dirinya diseregap oleh seseorang lelaki disaat dia masuk kedalam kamar kostnya setibanya dari sebuah tugas penerbangan. Kedua tangannya langsung diikat kebelakang dengan seutas tali,mulutnya disumpal dengan kain dan setelah itu tubuhnya dicampakkan oleh lelaki itu keatas tempat tidurnya. Ingin rasanya dia berteriak meminta pertolongan kepada teman-temannya akan tetapi kendaraan antar jemput yang tadi mengantarkannya sepertinya sudah jauh pergi meninggalkan kost-kostan ini, padahal didalam kendaraan tersebut banyak teman-temannya sesama karyawan. Dinda Fitria Septiani adalah seorang Pramugari pada sebuah penerbangan swasta, usianya baru menginjak 19 tahun wajahnya cantik imut-imut, postur tubuhnya tinggi dan langsing proporsional. Dengan dianugerahi penampilan yang cantik ini sangat memudahkan baginya untuk diterima bekerja sebagai seorang pramugari. Demikian pula dengan karirnya dalam waktu yang singkat karena kecantikannya itulah dia telah menjadi sosok primadona di perusahaan penerbangan itu. Banyak lelaki yang berusaha merebut hatinya, baik itu sesama karyawan ditempatnya bekerja atau kawan-kawan lainya. Namun karena alasan masih ingin berkarir maka dengan secara halus maksud-maksud dari para lelaki itu ditolaknya. Akan tetapi tidak semua lelaki memahami atas sikap dari Dinda itu. Paul adalah salah satu dari orang yang tidak bisa menerima sikap Dinda terhadap dirinya. Kini dirinya bersama dengan seorang temannya telah melakukan seuatu perhitungan terhadap Dinda.
Rencana busuk dilakukannya terhadap Dinda. Malam ini mereka telah menyergap Dinda dikamar kostnya. Paul adalah satu dari sekian banyaknya lelaki yang menaruh hati kepada dirinya, akan tetapi Paul bukanlah seseorang yang dikenalnya dengan baik karena kedudukannya bukanlah seorang karyawan penerbangan ditempatnya bekerja atau kawan-kawannya yang lain, melainkan dia adalah seorang tukang batu yang bekerja dibelakang kost-kostan ini. Ironisnya, Paul yang berusia setengah abad lebih dan melebihi usia ayah Dinda itu lebih sering menghalalkan segala cara dalam mendapatkan sesuatu, maklumlah dia bukan seseorang yang terdidik. Segala tingkah laku dan perbuatannyapun cenderung kasar, karena memang dia hidup dilingkungan orang-orang yang bertabiat kasar. “Huh rasakan kau gadis sombong !”, bentaknya kepada Dinda yang tengah tergolek dikasurnya.”Aku dapatkan kau sekarang….!”, lanjutnya. Sejak perjumpaannya pertama dengan Dinda beberapa bulan yang lalu, Paul langsung jatuh hati kepada Dinda.
Dimata Paul, Dinda bagaikan bidadari yang turun dari khayangan sehingga selalu hadir didalam lamunnanya. Diapun berniat untuk menjadikannya sebagai istri yang ke-4. Bak bukit merindukan bulan, Paul tidak berdaya untuk mewujudkan impiannya itu. Predikatnya sebagai tukang batu, duda dari 3 kali perkawinan, berusia 51 tahun,lusuh dan miskin menghanyutkan impiannya untuk dapat mendekati sang bidadari itu. Terlebih-lebih ada beberapa kali kejadian yang sangat menyakitkan hatinya terkait dengan Dinda sang bidadari bayangannya itu. Sering tegur sapanya diacuhkan oleh Dinda,tatapan mata Dindapun selalu sinis terhadap dirinya. Lama kelamaan didalam diri Paul tumbuh subur rasa benci terhadap Dinda, penilaian terhadapnyapun berubah, rasa kagumnya telah berubah menjadi benci namun gairah nafsu sex terhadap Dinda tetap bersemi didalam dirinya tumbuh subur menghantui dirinya selama ini.
Akhirnya dipilihlah sebuah jalan pintas untuk melampiaskan nafsunya itu, kalaupun cintanya tidak dapat setidaknya dia dapat menikmati tubuh Dinda pikirnya. Jadilah malam ini Paul melakukan aksi nekat, diapun membulatkan hatinya untuk memberi pelajaran kepada Dinda sekaligus melampiaskan nafsunya yang selama ini mulai tumbuh secara subur didalam dirinya. Kini sang bidadari itu telah tergeletak dihadapannya, air matanyapun telah membasahi wajahnya yang putih bersih itu. “Lihat aku, cewek bangsat…..!”, hardiknya seraya memegang kepala Dinda dan menghadapkan kewajahnya. “Hmmmphh….!!”, jeritnya yang tertahan oleh kain yang menyumpal dimulutnya, mata Dinda pun melotot ketika menyadari bahwa saat ini dia telah berhadapan dengan Paul seseorang yang dibencinya. Hatinyapun langsung ciut dan tergetar tatkala Paul yang berada dihadapannya tertawa penuh dengan kemenangan, “Hahaha….malam ini kamu jadi pemuasku, gadis cantik”. Keringatpun langsung mengucur deras membasahi tubuh Dinda, wajahnya nampak tersirat rasa takut yang dalam, dia menyadari betul akan apa-apa yang bakal terjadi terhadap dirinya. Disaat seperti inilah dia menyadari betul akan ketidak berdayaan dirinya, rasa sesal mulai hadir didalam hatinya, akan sikap- sikapnya yang tidak berhati-hati terhadap Paul. Kini dihadapan Dinda, Paul mulai melepaskan baju kumalnya satu persatu hingga akhirnya telanjang bulat. Walaupun telah berusia setengah abad lebih, namun karena pekerjaannya sebagai buruh kasar maka Paul memiliki tubuh yang atletis, badannya hitam legam dan kekar,beberapa buah tatto menghiasi dadanya yang bidang itu. Isak tangis mulai keluar dari mulut Dinda, disaat paul mulai mendekat ketubuhnya. Tangan kanannya memegang batang kemaluannya yang telah tegak berdiri itu dan diarahkannya kewajah Dinda. Melihat ini Dinda berusaha memalingkan wajahnya, namun tangan kiri Paul secepat kilat mencengkram erat kepala Dinda dan mengalihkannya lagi persis menghadap ke batang kemaluannya.. Dan setelah itu dioles-oleskannya batang kemaluannya itu diwajah Dinda, dengan tubuh yang bergetar Dinda hanya bisa memejamkan matanya dengan erat karena merasa ngeri dan jijik diperlakukan seperti itu. Sementara kepala tidak bisa bergerak-gerak karena dicengkraman erat oleh tangan Paul. “Ahhh….perkenalkan rudal gue ini sayang…..akhhh….” ujarnya sambil terus mengoles-oleskan batang kemaluannya diwajah Dinda, memutar-mutar dibagian pipi, dibagian mata, dahi dan hidungnya. Melalui batang kemaluannya itu Paul tengah menikmati kehalusan wajah Dinda. “Hai cantik !….sekarang sudah kenal kan dengan tongkol gue ini, seberapa mahal sih wajah cantik elo itu hah ? sekarang kena deh ama tongkol gue ini….”, sambungnya. Setelah puas dengan itu, kini Paul mendorong tubuh Dinda hingga kembali terjatuh kekasurnya. Sejenak dikaguminya tubuh Dinda yang tergolek tak berdaya ditempat tidurnya itu. Baju seragam pramugarinya masih melekat rapi dibadannya. Baju dalaman putih dengan dasi kupu-kupu berwarna biru ditutup oleh blazer yang berwarna kuning tua serta rok pendeknya yang berwarna biru seolah semakin membangkitkan birahi Paul, apalagi roknya agak tersingkap hingga pahanya yang putih mulus itu terlihat.
Rambutnya yang panjang sebahu masih digelung sementara itu topi pramugarinya telah tergeletak jatuh disaat penyergapan lagi. “Hmmpphhh…mmhhh…”, sepertinya Dinda ingin mengucapkan sesuatu kepadanya, tapi apa perdulinya paling-paling cuma permintaan ampun dan belas kasihan. Tanpa membuang waktu lagi kini diputarnya tubuh Dinda menjadi tengkurap, kedua tangannya yang terikat kebelakang menempel dipunggung sementara dada dan wajahnya menyentuh kasur. Kedua tangan kasar Paul itu kini mengusap-usap bagian pantat Dinda, dirasakan olehnya pantat Dinda yang sekal. Sesekali tangannya menyabet bagian itu bagai seorang ibu yang tengah menyabet pantat anaknya yang nakal “Plak…Plak…”. “Wah sekal sekali pantatmu…”, ujar Paul sambil terus mengusap-usap dan memijit- mijit pantat Dinda. Dinda hanya diam pasrah, sementara tangisannya terus terdengar. Tangisnya terdengar semakin keras ketika tangan kanan Paul secara perlahan-lahan mengusap kaki Dinda mulai dari betis naik terus kebagian paha dan akhirnya menyusup masuk kedalam roknya hingga menyentuh kebagian selangkangannya. Sesampainya dibagian itu, salah satu jari tangan kanan Paul, yaitu jari tengahnya menyusup masuk kecelana dalamnya dan langsung menyentuh kemaluannya. Kontan saja hal ini membuat badan Dinda agak menggeliat, dia mulai sedikit meronta-ronta, namun jari tengah Paul tadi langsung menusuk lobang kemaluan Dinda. “Egghhmmmmm…….”,Dinda menjerit badannya mengejang tatkala jari telunjuk Paul masuk kedalam liang kewanitaannya itu. Badan Dindapun langsung menggeliat- geliat seperti cacing kepanasan, ketika Paul memainkan jarinya itu didalam lobang kemaluan Dinda.
Dengan tersenyum terus dikorek- koreknyalah lobang kemaluan Dinda, sementara itu badan Dinda menggeliat-geliat jadinya, matanya merem-melek, mulutnya mengeluarkan rintihan- rintihan yang teredam oleh kain yang menyumpal mulutnya itu “Ehhmmmppphhh….mmpphhhh….. “. Setelah beberapa menit lamanya, kemaluan Dindapun menjadi basah oleh cairan kewanitaannya, Paul kemudian mencabut jarinya. Tubuh Dindapun dibalik sehingga posisinya terlentang. Setelah itu roknya disingkapkan keatas hingga rok itu melingkar dipinggulnya dan celana dalamnya yang berwarna putih itu ditariknya hingga bagian bawah Dinda kini telanjang. Terlihat oleh Paul, kemaluan Dinda yang indah, sedikit bulu-bulu tipis yang tumbuh mengitari lobang kemaluannya yang telah membengkak itu. Dengan bernafsunya direntangkan kedua kaki Dinda hingga mengangkang setelah itu ditekuknya hingga kedua pahanya menyentuh ke bagian dada. Wajah Dinda semakin tegang, tubuhnya gentar, seragam pramugarinyapun telah basah oleh keringat yang deras membanjiri tubuhnya, Paul bersiap-siap melakukan penetrasi ketubuh Dinda. “Hmmmmpphhh……….hhhhhmmmm ppp…. ..”, Dinda menjerit dengan tubuhnya yang mengejang ketika Paul mulai menanamkan batang kemaluannya didalam lobang kemaluan Dinda. Matanya terbelalak menahan rasa sakit dikemaluannya, tubuhnya menggeliat-geliat sementara Paul terus berusaha menancapkan seluruh batang kemaluannya. Memang agak sulit selain Dinda masih perawan, usianyapun masih tergolong muda sehingga kemaluannya masih sangat sempit. Akhirnya dengan sekuat tenaganya, Paul berhasil menanamkan seluruh batang kemaluannya didalam vagina Dinda.
Tubuh Dinda berguncang-guncang disaat itu karena dia menangis merasakan sakit dan pedih tak terkirakan dikemaluannya itu. Diapun menyadari bahwa malam itu keperawanannya akhirnya terenggut oleh Paul. “Ahh….kena kau sekarang !!! akhirnya Gue berhasil mendapatkan perawan elo !”, bisiknya ketelinga Dinda. Hujanpun semakin deras, suara guntur membahana memiawakkan telinga. Karena ingin mendengar suara rintihan gadis yang telah ditaklukkannya itu,dibukannya kain yang sejak tadi menyumpal mulut Dinda. “Oouuhhh…..baang….saakiitt …banngg….amp uunn …”, rintih Dinda dengan suara yang megap- megap. Jelas Paul tidak perduli. Dia malahan langsung menggenjot tubuhnya memopakan batang kemaluannya keluar masuk lobang kemaluan Dinda.
“Aakkhh….ooohhhh….oouuhhhh ….ooohhhggh… .”, Dinda merintih-rintih, disaat tubuhnya digenjot oleh Paul, badannyapun semakin menggeliat-geliat. Tidak disadarinya justru badannya yang menggeliat-geliat itu malah memancing nafsu Paul, karena dengan begitu otot-otot dinding vaginanya malah semakin ikut mengurut-urut batang kemaluan Paul yang tertanam didalamnya, karenanya Paul merasa semakin nikmat. Menit-menitpun berlalu dengan cepat, masih dengan sekuat tenaga Paul terus menggenjot tubuh Dinda, Dindapun nampak semakin kepayahan karena sekian lamanya Paul menggenjot tubuhnya. Rasa pedih dan sakitnya seolah telah hilang, erangan dan rintihanpun kini melemah, matanya mulai setengah tertutup dan hanya bagian putihnya saja yang terlihat, sementara itu bibirnya menganga mengeluarkan alunan-alunan rintihan lemah, “Ahhh…..ahhhh…oouuhhhh…” . Dan akhirnya Paulpun berejakulasi di lobang kemaluan Dinda, kemaluannya menyemburkan cairan kental yang luar biasa banyaknya memenuhi rahim Dinda. “A..aakkhhh…..”, sambil mengejan Paul melolong panjang bak srigala, tubuhnya mengeras dengan kepala menengadah keatas.
Puas sudah dia menyetubuhi Dinda, rasa puasnya berlipat-lipat baik itu puas karena telah mencapai klimaks dalam seksnya, puas dalam menaklukan Dinda, puas dalam merobek keperawanan Dinda dan puas dalam memberi pelajaran kepada gadis 6cantik itu. Dinda menyambutnya dengan mata yang secara tiba-tiba terbelalak, dia sadar bahwa pasangannya telah berejakulasi karena disakannya ada cairan-cairan hangat yang menyembur membanjiri vaginanya. Cairan kental hangat yang bercampur darah itu memenuhi lobang kemaluan Dinda sampai sampai meluber keluar membasahi paha dan sprei kasur. Dinda yang menyadari itu semua, mulai menangis namun kini tubuhnya sudah lemah sekali. Dengan mendesah puas Paul merebahkan tubuhnya diatas tubuh Dinda, kini kedua tubuh itu jatuh lunglai bagai tak bertulang. Tubuh Paul nampak terguncang-guncang sebagai akibat dari isak tangis dari Dinda yang tubuhnya tertindih tubuh Paul. Setelah beberapa menit membiarkan batang kemaluannya tertanam dilobang kemaluan Dinda, kini Paul mencabutnya seraya bangkit dari tubuh Dinda. Badannya berlutut mengangkangi tubuh lunglai Dinda yang terlentang, kemaluannya yang nampak sudah melemas itu kembali sedikit- demi sedikit menegang disaat merapat kewajah Dinda. Dikala sudah benar-benar menegang, tangan kanan Paul sekonyong-konyong meraih kepala Dinda. Dinda yang masih meringis-ringis dan menangis tersedu-sedu itu, terkejut dengan tindakan Paul.
Terlebih-lebih melihat batang kemaluan Paul yang telah menegang itu berkedudukan persis dihadapan wajahnya. Belum lagi sempat menjerit, Paul sudah mencekoki mulutnya dengan batang kemaluannya. Walau Dinda berusaha berontak namun akhirnya Paul berhasil menanamkan penisnya itu kemulut Dinda. Nampak Dinda seperti akan muntah, karena mulutnya merasakan batang kemaluan Paul yang masih basah oleh cairan sperma itu. Setelah itu Paul kembali memopakan batang kemaluannya didalam rongga mulut Dinda, wajah Dinda memerah jadinya, matanya melotot, sesekali dia terbatuk-batuk dan akan muntah. Namun Paul dengan santainya terus memompakan keluar masuk didalam mulut Dinda, sesekali juga dengan gerakan memutar-mutar. “Aahhhh….”, sambil memejamkan mata Paul merasakan kembali kenikmatan di batang kemaluannya itu mengalir kesekujur tubuhnya. Rasa dingin, basah dan geli dirasakannya dibatang kemaluannya. Dan akhirnya, “Oouuuuhhhh…Dinndaaaa…saya nggg… ..”, Paul mendesah panjang ketika kembali batang kemaluannya berejakulasi yang kini dimulut Dinda. Dengan terbatuk-batuk Dinda menerimanya, walau sperma yang dimuntahkan oleh Paul jumlahnya tidak banyak namun cukup memenuhi rongga mulut Dinda hingga meluber membasahi pipinya. Setelah memuntahkan spermanya Paul mencabut batang kemaluannya dari mulut Dinda, dan Dindapun langsung muntah-muntah dan batuk-batuk dia nampak berusaha untuk mengeluarkan cairan-cairan itu namun sebagian besar sperma Paul tadi telah mengalir masuk ketenggorokannya. Saat ini wajah Dinda sudah acak- acakan akan tetapi kecantikannya masih terlihat, karena memang kecantikan dirinya adalah kecantikan yang alami sehingga dalam kondisi apapun selalu cantik adanya.
Dengan wajah puas sambil menyadarkan tubuhnya didinding kasur, Paulpun menyeringai melihat Dinda yang masih terbatuk-batuk. Paul memutuskan untuk beristirahat sejenak, mengumpulkan kembali tenaganya. Sementara itu tubuh Dinda meringkuk dikasur sambil terisak-isak. Waktupun berlalu, jam didinding kamar Dinda telah menunjukkan pukul 1 dinihari. Sambil santai Paulpun menyempatkan diri mengorek-ngorek isi laci lemari Dinda yang terletak disamping tempat tidur. Dilihatnya album foto- foto pribadi milik Dinda, nampak wajah-wajah cantik Dinda menghiasi isi album itu, Dinda yang anggun dalam pakaian seragam pramugarinya,nampak cantik juga dengan baju muslimnya lengkap dengan jilbab ketika foto bersama keluarganya saat lebaran kemarin dikota asalnya yaitu Bandung. Kini gadis cantik itu tergolek lemah dihadapannya, setengah badannya telanjang, kemaluannya nampak membengkak. Selain itu, ditemukan pula beberapa lembar uang yang berjumlah 2 jutaan lebih serta perhiasan emas didalam laci itu, dengan tersenyum Paul memasukkan itu semua kedalam kantung celana lusuhnya, “Sambil menyelam minum air”,batinnya. Setelah setengah jam lamanya Paul bersitirahat,kini dia bangkit mendekati tubuh Dinda. Diambilnya sebuah gunting besar yang dia temukan tadi didalam laci. Dan setelah itu dengan gunting itu, dia melucuti baju seragam pramugari Dinda satu persatu.
Singkatnya kini tubuh Dinda telah telanjang bulat, rambutnyapun yang hitam lurus dan panjang sebahu yang tadi digelung rapi kini digerai oleh Paul sehingga menambah keindahan menghiasi punggung Dinda. Sejenak Paul mengagumi keindahan tubuh Dinda, kulitnya putih bersih, pinggangnya ramping, payudaranya yang tidak terlalu besar, kemaluannya yang walau nampak bengkak namun masih terlihat indah menghias selangkangan Dinda. Tubuh Dinda nampak penuh dengan kepasrahan, badannya kembali tergetar menantikan akan apa-apa yang akan terjadi terhadap dirinya. Sementara itu hujan diluar masih turun dengan derasnya, udara dingin mulai masuk kedalam kamar yang tidak terlalu besar itu.
Udara dingin itulah yang kembali membangkitkan nafsu birahi Paul. Setelah hampir sejam lamanya memberi istirahat kepada batang kemaluannya kini batang kemaluannya kembali menegang. Dihampirinya tubuh telanjang Dinda, “Yaa…ampuunnn bangg…udah dong….Dinda minta ampunn bangg…oohhh….”, Dinda nampak memelas memohon-mohon kepada Paul. Paul hanya tersenyum saja mendengar itu semua, dia mulai meraih badan Dinda. Kini dibaliknya tubuh telanjang Dinda itu hingga dalam posisi tengkurap. Setelah itu ditariknya tubuh itu hingga ditepi tempat tidur, sehingga kedua lutut Dinda menyentuh lantai sementara dadanya masih menempel kasur dipinggiran tempat tidur, Paulpun berada dibelakang Dinda dengan posisi menghadap punggung Dinda. Setelah itu kembali direntangkannya kedua kaki Dinda selebar bahu, dan…. “Aaaaaaaaakkkkhh………” , Dinda melolong panjang, badannya mengejang dan terangkat dari tempat tidur disaat Paul menanamkan batang kemaluannya didalam lobang anus Dinda. Rasa sakit tiada tara kembali dirasakan didaerah selangkangannya, dengan agak susah payah kembali Paul berhasil menanamkan batang kemaluannya didalam lobang anus Dinda. Setelah itu tubuh Dindapun kembali disodok-sodok, kedua tangan Paul meraih payudara Dinda serta meremas-remasnya. Setengah jam lamnya Paul menyodomi Dinda, waktu yang lama bagi Dinda yang semakin tersiksa itu. “Eegghhh….aakkhhh….oohhh.. .”, dengan mata merem-melek serta tubuh tersodok- sodok Dinda merintih-rintih, sementara itu kedua payudaranya diremas-remas oleh kedua tangan Paul. Paul kembali merasakan akan mendapatkan klimaks, dengan gerakan secepat kilat dicabutnya batang kemaluan itu dari lobang anus Dinda dan dibaliklah tubuh Dinda itu hingga kini posisinya terlentang.
Secepat kilatpula dia yang kini berada diatas tubuh Dinda menghujamkan batang kemaluannya kembali didalam vagina Dinda. “Oouuffffhhh……”,Dinda merintih dikala paul menanamkan batang kemaluannya itu. Tidak lama setelah Paul memompakan kemaluannya didalam liang vagina Dinda “CCREETT….CCRROOOT…CROOTT. ..”, kembali penis Paul memuntahkan sperma membasahi rongga vagina Dinda, dan Dindapun terjatuh tak sadarkan diri. Fajar telah menjelang, Paul nampak meninggalkan kamar kost Dinda dengan tersenyum penuh dengan kemenangan, sebatang rokok menemaninya dalam perjalanannya kesebuah stasiun bus antar kota,sementara itu sakunya penuh dengan lembaran uang dan perhiasan emas. Entah apa yang akan terjadi dengan Dinda sang pramugari cantik imut-imut itu, apakah dia masih menjual mahal dirinya. Entahlah, yang jelas setelah dia berhasil menikmati gadis cantik itu, hal itu bukan urusannya lagi.

Download Video Bokep 2019